Software Anti Virus

Sunday, June 27, 2010

Perkembangan Teknologi Informasi

Backup System Aplikasi Registrasi Telkom Flexi Prabayar PT.Telkom Divre IV Semarang
(Tugas Akhir Perkembangan Teknologi Informasi)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya perkembangan teknologi informasi menjadi suatu hal yang tidak bisa dibendung lagi, mereka berjalan melebihi kapasitas dan kemampuan daya nalar manusia pada umumnya. “Sampai era 80-an kita berkutat dalam masalah teknologi industri dan infrastruktur industri masal, era pasca 80-an dan sampai awal 90-an kita memfokuskan dari pada mutu (quality), tetapi sekarang kita berlomba dalam kecepatan pada perkembangan teknologi informasi (information technology)” (Bill Gates, Saraf Digital, Microsoft Press, 1998).

Dengan semakin berkembangnya peningkatan pembangunan dan kemajuan teknologi di dunia sekarang ini. Telepon merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting, baik sebagai sarana kehidupan kita maupun sebagai prasarana itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar pengaruh atau peranan Sistem Pelayanan Pelanggan Baru untuk pemasangan telepon rumah di PT. TELKOM

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis mengindentifikasi beberapa masalah yang menjadi pokok pembahasan, yaitu bagaimana perkembangan dunia usaha yang dihadapi PT. TELKOM dewasa ini yang berhubungan dengan penggunaan teknologi informasi yang cepat, akurat, handal, relevan dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini bisa dipenuhi dengan menggunakan Sistem Aplikasi Pelayanan Pelanggan Baru Berbasis Client Side.

Penelitian ini dilaksanakan di PT. TELKOM SEMARANG dan hasil penelitian ini menunjukan besar harapan Pelayanan Pelanggan Baru di PT. TELKOM Semarang sudah cukup memadai. Dimana kecepatan teknologi informasi telah berkembang sedemikian pesatnya. Hal ini di sebabkan karena kita haus akan informasi dan technology, agar kita tidak tertinggal oleh perkembangan zaman yang mengalami perubahan setiap waktu. Salah satu teknologi yang berkembang pesat yaitu mobile phone atau yang disebut dengan handphone, perkembangan handphone sedemikian pesatnya sehingga penyedia jasa telepon selular harus memiliki sumber daya teknologi yang canggih misalnya system penerimaan dan regristasi pada pelanggan baru untuk memuaskan pelayanan pelanggan telepon selular. Salah satu penyedia jasa telepon seluler yaitu Telkom dengan salah satu produknya yaitu Flexi.
Ketersediaan pelayanan yang cepat, akurat dan menyeluruh disamping akan membantu dalam proses pelayanan terhadap pelanggan, juga akan sangat membantu dalam membenahi managerial perusahaan dan membantu perusahaan untuk menentukan langkah-langkah berikutnya yang akan diambil sebagai kebijakan. Pada saat ini PT. TELKOM selaku penyedia Kartu Prabayar Flexi dalam operasionalnya untuk melakukan pemrosesan data khususnya yang berkaitan dengan pelanggan baru, penyusunan laporan pemasukan data pelanggan sudah dilakukan secara komputerisasi yaitu dengan menggunakan media program aplikasi Customer Care Flexi ( CCF ). Dimana proses pengolahannya masih mengalami kendala atau yang disebut juga error, sehingga pelanggan yang datang di Plasa TELKOM maupun regristasi Online melalui Telepon Selular sering merasa kecewa, maka untuk itu saya mempunyai rencana bahwa dengan adanya backup system aplikasi CCF maka pelanggan yang datang di Plasa Telkom tidak merasa kecewa di karenakan adanya System Backup Aplikasi Regristasi Flexi Prabayar.

Sistem yang dibangun ini mampu melakukan proses pengolahan data pelanggan baru dan pelaporan semua data yang dibutuhkan. Dengan sistem tersebut dapat meng backup sistem lama jika terjadi error sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Kecepatan perkembangannya menimbulkan efek yang cukup signifikan terhadap pemikiran dan kebiasaan manusia. Kualitas dan pelayanan yang cepat menjadi harapan dan keinginan yang menjadi biasa. Hal tersebut menjadi suatu bahan pemikiran dan analisis yang harus diterapkan dalam setiap rencana dan kebijakan yang akan diambil hususnya perusahaan-perusahaan yang berhubungan langsung dengan konsumen dalam operasionalnya.

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian singkat yang telah dipaparkan pada Latar Belakang Masalah dan berdasarkan penelitian yang secara langsung telah dilakukan pada PT. TELKOM Semarang maka dapat diidentifikasi permasalahannya sebagai berikut:
Bagaimana membuat Sistem Backup Aplikasi Regristasi Pelayanan Pelanggan Baru yang berbasis client side pada PT. TELKOM Semarang ”.

1.3 Tujuan Dan Manfaat
Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk membangun sebuah system backup Aplikasi regristasi pengolahan data pelanggan Baru Yang Berbasis Client Side pada PT. TELKOM T.bk Semarang.
Sedangkan tujuannya adalah sebagai berikut: Membuat ”Sistem Backup Aplikasi Regristasi Pelayanan Pelanggan Baru yang berbasis client side pada PT. TELKOM T.bk Semarang ”.
Manfaat Peneliti ini adalah:

a. Akademi
Menambah Ilmu Pengetahuan tetang Teknologi Informasi

b. Perusahaan
Menigkatkan kwalitas pelayanan jasa PT Telkom T.bk

1.4 Batasan Masalah
Berkaitan dengan Judul Penelitian ini, maka pembahasan dibatasi pada pelanggan baru, yang meliputi proses registrasi pelanggan baru kartu pra bayar Flexi yang meliputi:
 1. Bagian Pelayanan Pelanggan Baru (Sampel).
     a. Pengguna (User )
User yang berada di bagian regristasi pelanggan (sampel) ini yaitu seorang pegawai TELKOM yang bertugas mengolah data pelanggan baru yang telah di validasi untuk di input.
 2. Penyediaan data master pelanggan baru yang akan regristasi untuk di input.

1.5 Kerangka Pemikiran
Penelitian yang dilakukan adalah menggunakan metodologi penelitian deskriptif analisis, yaitu dengan cara menggambarkan secara tepat data yang ada di lapangan kemudian membandingkannya dengan teori-teori yang berlaku.

Penelitian dilakukan sebagai suatu usaha untuk mengumpulkan data, menyusun, mencatat, mengklasifikasikan, menganalisa, menginterpretasikan serta menganalisa fakta-fakta mengenai suatu masalah.
1.6 Teknik Pengumpulan Data
      Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
      a. Wawancara
Dila1kukan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan yang dilakukan dengan wawancara langsung dengan pihak TELKOM.
     b. Studi kepustakaan
Memberikan wawasan baru bagaimana suatu aplikasi berbasis client side terhubung dengan remote database (MySQL).
1.7 Metodologi Pengembangan Sistem
      Langkah langkah yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:
      
      1. Sistem Enginering
          Proses menentukan segala hal yang diperlukan dalam pengembangan sistem.
     
      2. Analisis
Penguraian dari sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud mengidentifikasikan dan mengevaluasikan permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.
     3. Perancangan (Design)
Perancangan ini terdiri dari dua bagian, yaitu : perancangan awal berupa transformasi keperluan kedalam arsitektur data dan perangkat lunak, kemudian dilanjutkan dengan perancangan rinci berupa perbaikan model arsitektur dalam pembuatan struktur data dan algoritma secara rinci dari perangkat lunak dan Design dalam langkah ini menggunakan alat Use Case diagram,Class diagram,Sequence diagram.
     4. Pengkodean (Coding)
Pada tahap ini dilakukan proses penerjemahan dari keperluan data atau pemecahan masalah yang telah dirancang kedalam bahasa pemrograman komputer yang ditentukan.
     5. Pengujian (Testing)
Setelah program selesai dibuat, maka tahap berikutnya adalah uji coba terhadap program tersebut.
     6. Maintenance
Tahap ini merupakan tahap terakhir dimana perangkat lunak yang sudah selesai dan dapat mengalami perubahan-perubahan atau penambahan-penambahan sesuai dengan user. Tahap ini tidak dilakukan mengingat penelitian ini dilakukan untuk kerja praktek dan dikerjakan dalam waktu terbatas.

Dari semua tahap pada metode diatas, dalam penelitian untuk kerja praktek ini penulis hanya memakai lima tahap yang ada saja yang dipakai adalah sistem enginering, analisiss, design, kode, testing.
1.8 Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika penulisan laporan kerja praktek terdiri dari bab yang perinciannya sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan
Bab ini membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan, pembatasan masalah, metodologi penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teori
Berisi tentang landasan teori mengenai permasalahan yang dibahas.

Bab III : Analisa Masalah dan Perancangan Sistem
Dalam bab ini berisi mengenai uraian analisa dari masalah yang diangkat serta perancangan sistem Aplikasi Pelayanan Pelanggan Baru PT. TELKOM Semarang.

Bab IV: Implementasi dan Pengujian
Dalam bab ini berisi tentang implementasi dari Sistem Aplikasi Pelanggan Baru Berbasis client side yang telah dihasilkan dan di uji penggunaannya.Software yang digunakan untuk front end yaitu Delphi 7 dan back end dengan MySQL, yang kami lihat cukup jika digunakan dalam komputer yang telah dimiliki PT. TELKOM Semarang tersebut. Yaitu pentium IV dengan procesor 1,8 Mhz, ram 256 dan hardisk 80 Giga dan windows yang digunakan windows xp service pack 2.

Bab V : Kesimpulan dan Saran
Berisi tentang kesimpulan dari masalah yang dibahas serta saran-saran dari penyusun.

ORDER: PO TA SISTEM INFORMASI 001
Download
READ MORE - Perkembangan Teknologi Informasi

Metodologi Penelitian

DAMPAK STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM MANAJERIAL PADA RETURNS DAN RISIKO OBLIGASI PERUSAHAAN
TEORI

Tugas Metodologi Penelitian - Penelitian tentang hubungan antara kepemilikan saham manajerial dengan penilaian obligasi belum banyak dilakukan. Beberapa penelitian terdahulu lebih memusatkan perhatian pada peranan alat proteksi utang dalam pengaruhnya terhadap nilai obligasi. Dalam penelitian tersebut diawali dampak variabel karakteristik obligasi (seperti keberadaan bond covenant, sinking fund' maupun pemeringkatan utang) terhadap penilaian obligasi perusahaan. Sebagai contoh Smith dan Warner (1979). Mereka telah menguji sifat protektif covenant dalam perjanjian utang dan berpendapat bahwa pembatasan-pembatasan aktivitas pemegang saham dipengaruhi oleh bond covenant. Restriksi kebijakan pendanaan dan pembayaran dividen secara tertulis mendorong pemegang saham untuk mengikuti kebijakan investasi yang memaksimumkan nilai perusahaan.

Cook dan Easterwood (1994) telah menguji dampak penerbitan utang dengan dan tanpa bond covenant terhadap peredaran utang dan saham, dan menunjukkan bahwa covenant mempengaruhi nilai yang diterima pemegang saham secara negatif dan mempengaruhi nilai yang diterima pemegang obligasi secara positif, sementara penerbitan utang tanpa bond covenant tidak mempunyai pengaruh.

Dyl dan Joehnk (1979) telah mengamari dampak penerbitan obligasi dengan sinking fund terhadap biaya utang (required retimes} dan berpendapat, bahwa penggunaan sinking fund dalam obligasi dapat menurunkan returns yang diminta investor obligasi dan sinking funt tersebut dapat memberikan sinyal kualitas kredit perusahaan (Wu 1993). Penelitian lain juga memusatkan perhatian pada respon pasar terhadap perbedaan peringkat utang (obligasi). Sebagai contoh. Hand et al. (1992) telah membuktikan bahwa pengumuman perubahan peringkat obligasi berdampak pada harga obligasi dan Liu et at. (1999) juga mendokumentasikan bahwa pasar obligasi merespon pengumuman pembahan peringkat menurun lebih besar dibandingkan perubahan peringkat naik. Peringkat obligasi merupakan indikator risiko kegagalan (default risk), sehingga peringkat obligasi tersebut menunjukkan tingkat kepastian dan jaminan bagi investor mengenai tingkat risiko dan returns obligasi yang dimiliknya.

Tidak semua perusahaan akan beruntung melalui penerbitan obligasi terproteksi. Bae et al. (1994) menemukan bahwa (1) perusahaan-perusahaan dengan biaya keagenan atas utang relatif lebih besar akan memperoleh keuntungan dari penerbitan obligasi terproteksi, dan (2) keuntungan perusahaan penerbit obligasi terproteksi secara signifikan lebih kecil dibandingkan perusahaan penerbit obligasi tanpa proteksi.

Sedangkan McDaniel (1986) menemukan bahwa perusahaan-perusahaan industri besar memiliki proteksi obligasi secara ekstrim lemah, sehingga meskipun penggunaan bond covenant ini mengurangi biaya keagenan atas utang, tetapi proteksi yang ditawarkan tidak dapat mengeliminir secara total perbedaan kepentingan antara pemegang saham dan pemegang obligasi. Hal yang sama dikemukakan oleh Bagnani et al. (1994).

Allen et al. (I987) juga meragukan keandalan proteksi covenant dan menyatakan, bahwa" refunding protection usually isn't worth the paper its-written on." Lebih lanjut, dipertanyakan dalam paper mereka, kenapa perusahaan-perusahaan terus menerbitkan obligasi dengan proteksi jika setiap covenant tidak berpengaruh terhadap return obligasi.

Berbeda dengan penelitian-penelitian di atas, penelitian yang dilakukan oleh Bagnani et al. (1994) telah memusatkan perhatian pada hubungan kepemilikan manajerial dengan penilaian obligasi perusahaan yang diperdagangkan di Amerika. Dalam laporan hasil penelitian tersebut dikemukakan bahwa risiko dan returns obligasi dipengaruhi oleh kepemilikan saham manajerial, ceterisparibus.

Returns obligasi adalah perubahan harga dan pendapatan bunga berjalan (accrued interest) yang diterima dari penjualan obligasi. Ukuran nilai obligasi di Amerika pada umumnya, merupakan returns obligasi disesuaikan dengan perubahan tingkat suku bunga bebas risiko yang diwakili oleh returns dari Treasury Bond. Metode pengukuran nilai obligasi secara demikian, berarti telah meiiipertimbangkan faktor perubahan term structure dalam tingkat suku bunga. Pengukuran nilai obligasi secara demikian memangrealistis, tetacnfflyngkin tidak relevan diterapkan di Indonesia saat ini.

Tiga alasan menjadi dasar pendapat tersebut dikemukakan, karena (1) transaksi perdagangan obSigasi di pasar obligasi di Indonesia unnimnya tidak aktif (frekuensi tertinggi 11 kali di tahun 1998 dan 11 kaii di tahm 1999),'' (2) suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SB!) yang biasa digunakan sebagai proksi suku bunga bebas risiko dan mewakili interest rate risk dalam penelitian obligasi di Indonesia pada umumnya memiliki masa jatuh tempo pendek, berbeda dengan masa jatuh tempo obligasi perusahaan (minimum 5 tahun), dan (3) pada tahun 1998, suku bunga SBI mengalami peningkatan tajam tak terkendali (lebih dari 70 persen per tahun), sehingga apabila digunakan sebagai pengendali dalam pengukuran nilai obligasi akan menghasilkan ukuran excess returns obligasi yang tidak wajar.

Struktur kepemilikan saham manajerial merupakan proporsi saham biasa yang dimiliki oleh para manajer (disebutALPHA). Mehran et al (1992) mengukur struktur kepemilikan saham manajerial sebagai persentase saham biasa yang dimiliki oleh para Chief Executive Qffusr ditambah kepemilikan oleh keluarga dekatnya, sedangkan Bagnani et al. (1994) mengukur struktur kepemilikan saham manajerial sebagai persentase saham biasa dan atau opsi saham yang dimiliki direktur dan officer. Dalam penelitian ini, struktur kepemilikan saham manajerial diukur sebagai persentase saham biasa yang dimiliki oleh Board of Management, di dalamnya terdapat direktur dan komisaris. Kepemilikan saham oleh komsaris dalam penelitian ini diakui sebagai kepemilikan manajerial, karena saham-saham perusahaan di Indonesia umumnya dimiliki oleh sekelompok keluarga tertentu yang berkedudukan sebagai komisaris perusahaannya, sehingga independensi direktur dari komisaris menjadi tidak ada.

Menurut Eiton dan Gruber (1995), perusahaan-pemsahaan besar kurang berisiko dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan kecil. Dengan kata lain, perusahaan kecil memiliki risiko lebih besar dibandingkan dengan perusahaan besar. Juga, semakin besar perusahaan, potensi mendiversifikasikan risiko (non sistemik)-nya semakin besar, sehingga membuat risiko obligasi perusahaan tersebut menurun (Bagnani et al. 1994). Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dari logaritma aset total. Diharapkan, ukuran perusahaan berdampak negatif pada returns obligasi perusahaan. Logaritma jumlah aset sebagai proksi ukuran perusahaan dihitung dari data keuangan perusahaan yang dilaporkan, pada akhir tahun (31 Desember) sebelum periode tahun pengamatan.

Leverage perusahaan (disebut, DR) adalah tingkat penggunaan surat berharga berpenghasilan tetap, seperti utang dalam struktur modal perusahaan. Rasio ini diukur atas dasar perbandingan nilai buku Jumlah aset dikurangi modal saham biasa dengan nilai pasar saham biasa perusahaan (Zion dan Shalit 1975). Sedangkan Bagnani et al. (1994) menggunakan rasio utang dibandingkan asset total sebagai wakil ukuran leverage l perusahaan.

Karakteristik obligasi dalam penelitian ini merupakan variabel dummy yang menunjukkan ada tidaknya kepastian dan jaminan dalam penelitian obligasi. Penelitian ini akan melihat dua karakteristik obligasi yang diharapkan berpengaruh pada returns obligasi, " yaitu variabel sinking jund (DMS) dan peringkat obligasi (DMR). Di Indonesia, lembaga yang berhak memberikan peringkat obligasi adalah PT. Pefindo. Lembaga ini memberikan peringkat obligasi yang dinyatakan dalam kualitas investasi (investment grade), yaitu tingkat kesanggupan membayar kembali.
READ MORE - Metodologi Penelitian

Pengetahuan Dan Sikap Tentang Malaria

Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Tentang Malaria Dengan Kepatuhan Menelan Obat Pada Penderita Malaria Di Puskesmas

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Malaria adalah penyakit menular yang di sebabkan oleh parasit protozoa dari genus plasmodium,yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Penyakit malaria hampir di temukan di seluruh dunia terutama di negara-negara yang beriklim tropis dan sub tropis. 

Malaria merupakan masalah kesehatan yang terdapat hampir di seluruh dunia. Sekitar 300 juta penduduk diserang tiap tahunnya dan sekitar 2-4 juta penduduk meninggal dunia akibat serangan penyakit malaria. Malaria merupakan penyakit utama yang menyebabkan kesakitan dan kematian terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Peningkatan angka kesakaitan dan kematian akibat penyakit tersebut diatas masih cukup tinggi terutama di kawasan timur Indonesia. (1)
Wilayah Propinsi Papua merupakan daerah endemis,terutama di daerah pesisir pantai angka endemisitasnya jauh lebih tinggi yaitu 0,3 per 1000 penduduk dibandingkan di daerah Pegunungan yang hanya terdapat 0,25 per 1000 penduduk. Sampai dengan tahun 2002 Annual Pracite Incidence (API) untuk tingkat Propinsi Papua mencapai 1,8 per 1000 penduduk. Pada tahun 1980-an ke bawah angka penderita malaria masih didominasi didaerah pesisir pantai saja,namun setelah memasuki tahun 1990-an angka penderita malaria tidak jauh berbeda antara pesisir pantai dan Pegunungan, dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena terjadi perpindahan penduduk dari daerah non endemis (Pegunungan) ke daerah endemis (Pantai) ataupun sebaliknya.

Kabupaten Pegunungan Bintang sebenarnya bukan merupakan daerah endemis malaria sebelumnya,karena daerah tersebut terletak didaerah Pegunungan bagian paling timur dari Propinsi Papua. Namun sesuai data terakhir untuk tingkat Kabupaten/Dinas Kesehatan Kab. Pegunungan Bintang tahun 2007 menunjukan angka yang cukup tinggi yaitu sebesar 522 kasus malaria (51,23%) dengan angka API (Annual Parasite Incidence) 2,5 per 1000 penduduk.
Dari data tersebut diatas,jumlah kasus malaria yang di jumpai di Puskesmas Kiwirok Kabupaten Pegunungan Bintang sebanyak 122 kasus malaria (32,18%) dengan angka API (Annual Parasite Incidence) sebesar 1,4 per 1000 penduduk,jauh lebih tinggi dari standar Nasional yaitu 0,08 per 1000 penduduk.

Jumlah kunjungan kasus malaria yang terdapat di Puskesmas Kiwirok pada tahun 2008 yaitu sebanyak 37 kasus (13,47%) dan diperkirakan cenderung mengalami peningkatan jumlah kasus sampai dengan akhir tahun tersebut.

Untuk mengendalikan angka kesakitan dan kematian akibat serangan penyakit malaria,maka dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : dengan Active Case Detection (ACD) : Pencarian kasus pada penduduk,Passive Case Detection (PCD) : Semua penderita malaria klinis yang datang ke unit pelayanan kesehatan, Mass Fever Survey (MFS) : Mengkonfirmasikan bahwa desa yang kasusnya nol atau rendah memang benar-benar mempunyai tingkat transmisi yang rendah pula dan Malariometrik Survey (MS) : Survey pemeriksaan limpa. (1)

Dalam pengobatan penyakit malaria dilakukan beberapa upaya antara lain,pengobatan pencegahan (profilaksis),pengobatan klinis,pengobatan radikal,dan pengobatan masal. Upaya penyembuhan terhadap penyakit malaria ada kalanya mengalami kegagalan sehingga penderita mengalami kekambuhan/relapse. (11)

Menurut Depkes RI 1999,kambuh atau relapse pada malaria dibedakan atas rekurensi dan rekrudesensi. Rekurensi adalah kekambuhan malaria jenis plasmodium vivax dan plasmodium ovale yang di sebabkan oleh adanya fase hipnozoit didalam sel hati. (8) Dengan adanya fase hipnozoit tersebut maka suatu saat penderita bisa mendapat serangan malaria yang ke dua (malaria sekunder).
Pada plasmodium falciparum dan plasmodium malariae tidak memiliki hipnozoit dalam sel hati. Kemungkinan berulangnya serangan malaria pada kedua jenis malaria ini umumnya disebabkan oleh kecenderungan parasit malaria yang masih tersisa didalam darah akibat pengobatan yang tidak sempurna/teratur. Kekambuhan malaria seperti ini disebut rekrudesensi. Rekrudesensi terjadi dalam beberapa hari atau minggu (< 8 minggu) sesudah serangan malaria yang pertama,sehingga disebut short term relapse.

Short term relapse biasanya disebabkan oleh pengaruh kebiasaan,kurangnya pengetahuan,kelalaian dalam mengkonsumsi obat,dan lain sebagainya. (11)

Berdasarkan penjelasan Kepala Pukesmas Kiwirok pada survey pendahuluan bahwa,di wilayah yang dipimpinnya hampir di setiap desa terdapat kasus malaria klinis. Sesuai data kunjungan kasus malaria pada akhir tahun 2007 terdapat 122 kasus,hasil rekapan dari 4 pustu,6 BP,dan 6 Polindes. Dari jumlah tersebut dinyatakan sembuh setelah menjalani pengobatan sebanyak 112 orang penderita,sedangkan 10 kasus masih menjalani pengobatan radikal karena terjadi kekambuhan.

Menurut keterangan P2M Malaria, kekambuhan kasus malaria umumnya terjadi karena terdapat pembesaran limpa pada eberapa penderita termasuk 10 kasus tersebut diatas,hal ini disebabkan karena adanya parasit malaria didalam darah akibat penderita tidak menelan obat sesuai petunjuk yang diberikan oleh petugas kesehatan pada saat penderita menjalani pengobatan klinis.

Menurut Cuneo dan snider,Handojo dan Partasasnita,salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kepatuhan menelan obat adalah faktor penderita yang meliputi kebiasaan,tidak disipilinnya penderita dalam hal minum obat,dan motivasi untuk berobat makin lama makin menurun. Kepatuhan dalam menelan obat merupakan perwujudan dari perilaku kesehatan seseorang penderita terhadap pengobatan yang dijalaninya. (10)

Dalam teori perilaku yang di kemukakan oleh Lawrence Green, terbentuknya perilaku seseorang di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor predisposisi yangterdiri atas pengetahuan,sikap, kepercayaan,tradisi dan nilai-nilai. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior),termasuk pada tindakan seseorang dalam upaya pemulihan kesehatan,dalam hal ini adalah kepatuhan menelan obat. (5)
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang malaria dengan kepatuhan menelan obat pada penderita malaria di Puskesmas Kiwirok Kabupaten Pegunungan Bintang periode 2008/2009

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut diatas maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah ada hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang malaria dengan kepatuhan menelan obat pada penderita malaria di Puskesmas Kiwirok Kabupaten Pegunungan Bintang ?”

C. Tujuan Penilitian
1. Tujuan Umum
Mengetahuai hubungan antara pengetahuaan dan sikap tentang malaria dengan kepatuhan menelan obat pada penderita malaria.

2. Tujuan Khusus
a. Mengatahui gambaran mengenai karakteristik responden yang meliputi umur,jenis kelamin dan pendidikan.
b. Mengetahui gambaran mengenai pengetahuan,sikap dan kepatuhan menelan obat pad penderita malaria.
c. Mengenai hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan menelan obat pada penderita malaria.
d. Mengenai hubungan antara sikap dengan kepatuhan menelan obat pada penderita malaria.

D. Manfaat Penilitian
1. Bagi Akademik
Sebagai tambahan literatur bagi mahasiswa lain dalam melakukan penelitian selanjutnya.
2. Bagi Akademik
Dapat memberikan informasi kepada Puskesmas mengenai ganbaran pengetahuan dan sikap tentang tentang malaria serta hubungannya dengan kepatuhan menelan obat
3. Bagian Masyarakat
Dapat memberikan informasi tentang ada tidaknya hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang malaria dengan kepatuhan menelan obat.
4. Bagi Peneliti
Sebagai pengenalan mengenai cara dan proses berpikir secara ilmia tentangn pengetahuan dan sikap dengan kepatuhan menelan obat.

E. Keaslian Penelitian
Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh :
1. Nama : -
Judul : Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan menelan obat pada penderita malaria di desa Marden Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen tahun 2001.
Metode : Cross sectional
Hasil : 
  1. Tidak ada hubungan antara cara minum obat antara cara minum obat dengan kepatuhan menelan obat pada penderita malaria.
  2. Tidak ada hubungan antara efek samping obat dengan kepatuhan menelan obat pada penderita malaria.
  3. Tidak ada hubungan antara jumlah obat dengan kepatuhan menelan obat pada penderita malaria.
  4. Tidak ada hubungan antara pemahaman instruksi pengobatan dengan kepatuhan menelan obat pada penderita malaria.
2. Nama : -
Judul : Hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang malaria dengan kepatuhan menelan obat pada
penderita malaria di Puskesmas Moyong I Jepara.

Metode : Cross sectional
Hasil : 
  1. Ada kaitan yang bermakna antara pengetahuan, sikap, dan fasilitas pelayanan kesehatan dengan praktik Pencengahan dan pengobatan penyakit malaria.
  2. Tidakada hubungan yaneg bermakna antara biaya dengan praktik pencegahan dan pengobatan penyakit malaria.
 Perbedaan penelitian sebelumnya dengan yang akan dilakukan peneliti adalah :
1. Waktu dan tempat penelitian,
2. Jumlah sampel yang di gunakan.

F. Lingkup Penelitian
1. Lingkup keilmuan
Bidang yang di teliti adalah Ilmu Kesehatan Masyarakat khususnya di bidang Epidemiologi Lapangan.

2. Lingkup Materi
Dalam penelitian ini masalah yang dibahas adalah tentang penyakit menular di bidang Epidemiologi.

3. Lingkup Lokasi
Penelitian ini akan dilaksanakan di Puskesmas Kiiwirok-Papua.

4. Lingkup Metode
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan menggunakan Cross sectional dan pengumpulan data perilaku dengan Wawancara.

5. Lingkup Sasaran
Yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah semua penderita malaria klinis yang tercatat di Puskesmas Kiwirok.

6. Lingkup Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 (dua) bulan,April dan Mei 2009.

ORDER: PO KESEHATAN 001
READ MORE - Pengetahuan Dan Sikap Tentang Malaria

AYAM KREMES DAN ANEKA ES CAMPUR

AYAM KREMES DAN ANEKA ES CAMPUR
PKPM-K

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian
Memasuki tahun 2010 yang menunjukan fakta semakin ketat dan majunya persaingan dibidang bisnis kewirausahaan meliputi ketenagakerjaan dan semakin sulitnya untuk berwirausaha, maka sebagai generasi muda yang mempunyai pikiran untuk maju kita berusaha untuk menemukan peluang berwirausaha dengan menerapkan keterampilan yang kita miliki dam ilmu ekonomi yang telah kami pelajari di perkuliahan,baik ilmu ekonomi makro maupun mikro terutama di bidang perbisnisan kewirausahaan.

Terdorong oleh keinginan untuk berwirausaha dan menerapkan ilmu ekonomi yang telah kami pelajari di perkuliahan,kita memutuskan untuk mendirikan usaha warung yang mampu bersaing dengan kompetitor yang mempunyai bisnis yang sama dengan nama “Ayam Kremes Dan Aneka Es Campur”.Usaha ini berdiri dengan modal sendiri dan kami mengelola dengan prinsip kerja keras dan tanggung jawab.

Kami mencoba memberikan warna baru dalam variasi camilan untuk membedakan Ayam Kremes Dan Aneka Es Campur ini dengan lainnya menggunakan tempat yang saya miliki sebagai sarana mencari keuntungan ,tetapi kami juga menjadikan tempat usaha kami ini sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan ide-ide baru yang kita punyai yaitu dengan cara menemukan menu-menu baru dengan bahan yang mudah didapat.
Dalam jangka waktu 1,5 bulan usaha kami berkembang pesat serta mempunyai beberapa pelanggan tetap.

1.2 Perumusan Masalah
Identifikasi masalah terdiri dari beberapa aspek diantaranya :

2.1 Aspek Pemasaran
Aspek pasar dan pemasaran adalah inti dari penyusunan studi kewirausahaan. Meskipun secara teknis menunjukkan hasil yang feasible untuk dilaksanakan, tapi tidak ada artinya apabila tidak dibarengi dengan adanya pemasaran dari produk yang dihasilkan. Dalam uraian aspek pemasaran sekurang-kurangnya harus melingkupi peluang pasar, perkembangan pasar, penetapan harga pasar, dan langkah-langkah yang perlu dilakukan disamping kebijaksanaan yang diperlukan.

2.2 Aspek Organisasi
Dalam aspek organisasi yang perlu diuraikan adalah bentuk badan hukum usaha, nama usaha, perencanaan kegiatan, bentuk struktur organisasi, perencanaan kebutuhan tenaga kerja, deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, dan perencanaan sistem kompensasi. Berdasarkan pada struktur organisasi yang ditetapkan kemudian ditentukan jumlah tenaga kerja serta keahlian yang diperlukan.

2.3 Aspek Manajemen
Merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals), secara efektif dan efisien.Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Ini adalah bagian yang tidak terpisahkan dari beberapa aspek kajian dalam sebuah laporan studi. Hal ini membahas mengenai manajemen dan pengorganisasian dalam rangka menjalani suatu proyek.

2.4 Aspek Teknis dan Teknologi
Faktor-faktor yang perlu diuraikan dalam aspek teknis adalah pemilihan teknologi yang tepat dan benar, pemilihan lokasi usaha yang telah direncanakan, perencanaan tata letak yang baik, perencanaan proses produksi dan perencanaan kualitas.

2.5 Aspek Ekonomi dan Keuangan
Aspek ekonomi dan keuangan yang perlu dibahas dibagi menjadi dua yaitu berdasarkan pengolahan data dan analisa investasi dan kelayakan. Pengolahan data disini terdiri dari beberapa unsur didalamnya yaitu kebutuhan investasi dan modal kerja, pola pengembalian modal pinjaman, harga pokok penjualan, proyeksi rugi laba, proyeksi arus kas, dan proyeksi neraca. Sedangkan untuk analisa investasi dan kelayakan diantaranya : perhitungan payback period, perhitungan BEP, perhitungan NPV, perhitungan IRR, perhitungan profitability index.

1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
Kami melakukan penelitian ini karena memiliki tujuan sebagai berikut :
  1. Untuk melihat perkembangan usaha Ayam Kremes Dan Aneka Es Campur di Semarang ini apakah semakin pesat atau tidak
  2. Agar kita mengetahui cara pembuatan dan keuntungan serta kerugian yang dialami para penjual Ayam Kremes Dan Aneka Es Campur.
  3. Dengan penelitian ini kita dapat mengetahui seberapa besar para konsumen masih berminat untuk menikmati Ayam Kremes Dan Aneka Es Campur di waktu yang akan datang.
  4. Untuk mengetahui permintaan dan penawaran konsumen terhadap Ayam Kremes Dan Aneka Es Campur itu sendiri.
1.3.2 Manfaat
Suatu kondisi baru yang akan terwujud dari usaha yang kita jalani yaitu dapat memiliki prioritas tersendiri untuk usaha yang kami dirikan, karena bisnis usaha ini tidak hanya untuk kalangan umur tertentu agar dapat menikmatinya. Inovasi yang kami ikuti menjadikan usaha ini dapat selalu berkembang.

IV. Metode Pelaksanaan
Metode penelitian dipakai agar suatu penelitian dapat lebih diteliti, terarah, sistematis, dan mudah untuk dilaksanakan.
a. Jenis metode
Penelitian dapat berjalan dengan baik jika dalam pelaksanaanya terlebih dahulu harus ditentukan maka dalam berbisnis harus tahu planing yang harus tepat. Jenis penelitian yang digunakan oleh kita adalah jenis deskriptif yaitu jenis penelitian untuk mendeskriptifkan secara rinci mengenai data yang digunakan kita.

b. Obyek penelitian
Adapun obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah usaha pembuatan Ayam Kremes Dan Aneka Es Campur secara inovatif.

c. Jenis data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya melalui tanya jawab langsung.

d. Metode pengumpulan data
Menggunakan metode wawancara yang di dapatkan dari sumbernya langsung untuk mendapatkan data yang dibutuhkan baik secara teoris ataupun realiti.

V. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sistematika sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
1.2 Perumusan Masalah
Aspek Pemasaran
Aspek Organisasi
Aspek Manajemen
Aspek Teknis dan Teknologi
Aspek Ekonomi dan Keuangan
1.3 Maksud dan Tujuan Usaha
1.4 Metode Penelitian
1.5 Sistematika Penulisan

BAB II ASPEK PEMASARAN
Bentuk Pasar
Peramalan
Perhitungan Peramalan Permintaan
Perhitungan Peramalan Penawaran
Market Space dan Market Share
Segmentasi, Target dan Posisi di Pasar
Situasi Persaingan
Strategi Pemasaran (marketing mix)

BAB III ASPEK ORGANISASI
Bentuk Struktur Organisasi
Deskripsi Pekerjaan

BAB IV ASPEK MANAJEMEN
Bentuk Badan Hukum Usaha
Nama Usaha
Perencanaan Kegiatan
Deskripsi Pekerjaan

BAB IV ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI
Pemilihan Teknologi
Pemilihan Lokasi Usaha
Perencanaan Tata Letak
Perencanaan Proses Operasi
Perencanaan Kualitas

BAB V ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN
Pengolahan Data
Kebutuhan Investasi dan Modal Kerja
Pola Pengembalian Modal Pinjaman
Harga Pokok Penjualan
Proyeksi Rugi Laba
Proyeksi Arus Kas
Proyeksi Neraca
Analisa Investasi dan Kelayakan
Perhitungan Payback Period

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Rekomendasi
READ MORE - AYAM KREMES DAN ANEKA ES CAMPUR

Tuesday, June 15, 2010

Di hajar Google Habis-habisan

Seperti judul yang diatas itu memang benar-benar terjadi, blog yang aku bikin ini benar-benar di hajar google tanpa ampun, keyword yang aku bidik benar-benar hilang dari google serp. Pengunjung pada blog http://skripsi-artikel-makalah.blogspot.com yang selama ini rata-rata perhari sampai 200-300 pengunjung dari search engine google sekarang hilang sama sekali, tinggal sisa-sisa itu pun bukan dari google melainkan dari search yahoo. Memang sih pengunjung segitu belum apa-apa dibandingkan dengan para master SEO, tetapi bagi saya pengunjung segitu sudah lebih dari cukup untuk sementara karena aku sendiri baru belajar sana-sini dengan para master SEO.

Dari beberapa blog para master SEO yang saya kunjungi bahwa blog yang hilang dari google serp itu di masukan dalam sand box tetapi saya tidak tahu sand box itu apa. Jadi apa yang harus saya lakukan sekarang aku belum tahu, dan aku sendiri semakin penasaran untuk mengetahui apa yang menjadi masalah. Dan semoga masalah ini akan segera teratasi segera.

Jadi apabila ada para master SEO yang mampir kesini tolong saya diberi pencerahan ya….. terima kasih.
READ MORE - Di hajar Google Habis-habisan

Friday, June 11, 2010

Piala Dunia 2010

Sepak Bola Piala Dunia 2010, Pesta olah raga yang paling akbar di dunia dan olah raga yang paling ditunggu masyarakat seluruh penjuru dunia akhirnya datang juga. Dengan berbagai acara digelar dalam mengawali pembukaan Piala Dunia 2010 dan disertai pertandingan pembukaan antara tuan rumah Afrika melawan mexico yang berkesudahan dengan skor imbang 1:1 menandakan bahwa Piala dunia tahun ini akan berlangsung seru, karena tim-tim yang bermain dalam kancah sepak bola dunia ini semuanya layak untuk menjadi juara dunia. 
kira-kira tim mana yang akan menjadi juara ?
kita tunggu sampai selesainya Piala Dunia 2010
ATAU ANDA BISA MENJAWAB?
READ MORE - Piala Dunia 2010

Wednesday, June 9, 2010

PENGARUH IBU YANG BEKERJA TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

PENGARUH IBU YANG BEKERJA TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA DI KELURAHAN MANGUNJIWAN KABUPATEN DEMAK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul
Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia, disamping juga merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri. Oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya serta dilindungi dari ancaman yang merugikannya. Hari depan bangsa Indonesia tergantung pada mutu dan kesehatan bayi dan anak. Karena kesehatan bayi dan anak ini sebagai fondasi pembangunan Indonesia di masa yang akan datang. Dan dengan kesehatan bayi dan anak dapat menggambarkan kesehatan masyarakat secara umum. 

Masa balita merupakan fase terpenting dalam membangun fondasi pertumbuhan dan perkembangan manusia. Pertumbuhan anak dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari genetik sedangkan faktor eksternal yaitu status gizi pada masa balita. Anak balita ini merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat gizi yang tinggi setiap kg berat badannya (Dina Agoes Sulistijani dan Maria Poppy Herlianty, 2003: 3). Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan suatu proses yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan, namun keduanya dapat dibedakan. Istilah pertumbuhan merupakan peristiwa bertambahnya ukuran fisik dan struktural tubuh, sedangkan istilah perkembangan merupakan peristiwa bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ atau individu (Soetjiningsih, 1998: 1) 

Pertumbuhan seorang anak bukan hanya sekedar gambaran perubahan berat badan, tinggi badan atau ukuran tubuh lainnya, tetapi lebih dari itu memberikan gambaran tentang keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi seorang anak yang sedang dalam proses tumbuh. Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak, kebutuhan makan anak berbeda dengan kebutuhan makan orang dewasa, karena makanan bagi anak dibutuhkan juga untuk pertumbuhan, dimana dipengaruhi oleh ketahanan makanan (food security) keluarga.

Dari data yang diperoleh dari Widyakarya Nasional Pangan & Gizi VII (2000: : 159), bahwa beberapa wilayah masalah ketahanan pangan tingkat rumah tangga terdeteksi dari masalah tingginya prevalensi rumah tangga dengan defisit energi dan protein. Antara 23-35% rumah tangga masih mengkonsumsi kurang dari 32 gram protein per kapita per hari semenjak tahun 1995. Antara 43-50% rumah tangga masih mengkonsumsi energi kurang dari 1500 kkal.

Kesehatan dan gizi merupakan faktor yang sangat penting untuk menjaga kualitas hidup yang optimal. Konsumsi makanan berpengaruh dengan status gizi seseorang. Pada umumnya masalah gizi disebabkan oleh faktor primer dan atau sekunder. Faktor primer antara lain karena asupan seseorang yang kurang baik pada kuantitas atau kualitas yang disebabkan oleh karena kemiskinan, ketidaktahuan tentang gizi dan kebiasaan makan yang salah. Faktor sekunder meliputi semua faktor yang mempengaruhi asupan makanan, pencernaan, penyerapan dan metabolisme zat gizi. Hal ini menyebabkan zat-zat gizi tidak sampai di sel-sel tubuh setelah makanan dikonsumsi (Depkes, 2003: 1).

Keadaan gizi yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal. Namun berbagai penyakit gangguan gizi dan gizi buruk akibat tidak baiknya mutu makanan maupun jumlah makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh masing-masing orang, masih sering ditemukan diberbagai tempat di Indonesia. Gangguan gizi ini menggambarkan suatu keadaan akibat ketidakseimbangan antara zat gizi yang masuk kedalam tubuh dengan kebutuhan tubuh akan zat gizi. Masalah gizi tersebut merupakan refleksi konsumsi energi dan zat-zat gizi lain yang belum optimal. Salah satu defisiensi gizi yang masih sering ditemukan di negara kita dan merupakan masalah gizi utama khususnya yang terjadi pada balita yaitu KEP (Kurang Energi Protein). KEP ini adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi.

Pada masa bayi dan balita, orang tua harus selalu memperhatikan kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh anak dengan membiasakan pola makan yang seimbang dan teratur setiap hari, sesuai dengan tingkat kecukupannya. Balita masih belum bisa mengurus dirinya sendiri dengan baik dan belum bisa berusaha mendapatkan sendiri apa yang diperlukannya untuk makanannya. Balita sangat tergantung pada ibu atau pengasuhnya dalam memenuhi kebutuhannya. Pada ibu yang bekerja biasanya anak balita lebih cepat disapih. Penyapihan yang lebih dini akan berakibat negatif terhadap status gizi anak apabila makanan anak disapih tidak diperhatikan (Suhardjo, 2003: 14)

Pada masa sekarang ini ibu tidak hanya berperan sebagai orang yang mengurus keadaan rumah atau hanya mengurus anak-anak, tetapi ibu juga mempunyai kegiatan diluar rumah dengan tujuan untuk mencari nafkah atau mendapatkan penghasilan. Apabila ibu bekerja, tanggung jawab anak diserahkan kepada pengasuh anak maupun keluarga yang lain, orang yang diserahi tanggung jawab ini belum tentu mempunyai pengalaman dan keterampilan untuk mengurus anak. Pada keadaan seperti ini dikhawatirkan anak balita akan menjadi terlantar karena kurang mendapatkan perawatan dan perhatian dari pengasuhnya serta tidak terpenuhinya kecukupan makanan yang dianjurkan. Pola konsumsi makanan sehari-hari akan mempengaruhi berat badan sebagai gambaran status gizi anak balita.

Kelurahan Mangunjiwan merupakan salah satu wilayah yang ada di Kabupaten Demak. Kelurahan Mangunjiwan ini termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Demak III. Terdiri dari 1.529 KK yang terbagi dari 31 unit RT dan 7 unit RW. Sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai karyawan. Jumlah balita yaitu 371 anak dengan status ibu yang bekerja dan ibu yang tidak bekerja. Dari data Puskesmas Demak III pada laporan tahunan 2004 status gizi anak balita di Kelurahan Mangunjiwan Kabupaten Demak diketahui bahwa anak balita dengan status gizi dalam kategori buruk tidak ada, status gizi dalam kategori kurang sebanyak 3,3 %, status gizi dalam kategori baik sebesar 96,6 % dan status gizi dalam kategori lebih sebanyak 0,16 %.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Ibu yang Bekerja Terhadap Status Gizi Anak Balita di Kelurahan Mangunjiwan Kabupaten Demak tahun 2005

2.1 Permasalahan
Dengan alasan pemilihan judul tersebut, pada penelitian ini penulis akan mengambil suatu permasalahan yaitu apakah ada pengaruh antara pola konsumsi makan terhadap status gizi anak balita pada ibu yang bekerja di Kelurahan Mangunjiwan Kabupaten Demak tahun 2005 ?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara pola konsumsi makan terhadap status gizi anak balita pada ibu yang bekerja di Kelurahan Mangunjiwan Kabupaten Demak tahun 2005

1.4. Definisi Operasional
1.4.1 Status Gizi Menurut Sunita Atmatsier (2001: 3), status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi adalah keadaan tubuh yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan makanan (Suhardjo. Dkk, 1986: 15).
Jadi yang dimaksud status gizi dalam penelitian ini adalah keadaan tubuh anak balita sebagai akibat dari konsumsi zat-zat gizi dan penggunaan dari zat-zat gizi tersebut.

1.4.2 Ibu yang Bekerja Ibu adalah wanita yang sudah bersuami, panggilan yang takzim kepada wanita
(W.J.S Poerwadarminta, 1987: 104) Bekerja adalah melakukan suatu pekerjaan (perbuatan), berbuat sesuatu (W.J.S Poerwadarminta, 1987: 428)
Jadi yang dimaksud ibu yang bekerja dalam penelitian ini adalah wanita yang telah bersuami dan mempunyai anak balita yang melakukan sesuatu aktivitas atau pekerja formal maupun tidak formal diluar rumah selama atau lebih dari enam jam dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan dan yang dimaksud ibu yang bekerja dalam penelitian ini yaitu sikap ibu dalam pemberian pola konsumsi makan pada anak balita dan pengetahuan gizi ibu terhadap anak balita.

1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat diadakan penelitian ini adalah : 
  1. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa dan mengaplikasikan ilmu dibangku kuliah dengan penelitian yang dilakukan di masyarakat. 
  2. Sebagai masukan bagi pengelola program gizi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya status gizi anak balita. 
  3. Tambahan kepustakaan khususnya dalam ilmu kesehatan masyarakat.
PO KESEHATAN 005
READ MORE - PENGARUH IBU YANG BEKERJA TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

Keaktifan Kader Kegiatan Posyandu

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Kader Kegiatan Posyandu Di Puskesmas Margorejo Kabupaten Pati

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Memasuki abad ke-21, Indonesia menghadapi berbagai perubahan dan tantangan strategis. Untuk bidang kesehatan diberlakukan paradigma baru pembangunan kesehatan, yaitu paradigma sehat, dengan visi Indonesia Sehat 2010 (1). Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah penyelenggaraan kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dan tujuan sosial (2).

Adapun salah satu bentuk peran serta masyarakat adalah Posyandu (3). Posyandu sendiri adalah pusat kegiatan masyarakat , dimana masyarakat sekaligus dapat memperoleh pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan (4). Selain itu posyandu dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk tukar pendapat dan pengalaman serta bermusyawarah untuk memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat. Secara operasional di desa/kelurahan upaya ini terutama dilakukan melalui kegiatan di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Pelayanan di Posyandu ini pada hakekatnya dilaksanakan dengan cara membina masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya sendiri dengan melaksanakan lima program prioritas yaitu meliputi pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), pelayanan Keluarga Berencana (KB), pelayanan gizi, pelayanan imunisasi dan penanggulangan diare. Dalam penyelenggaran posyandu kader memegang peranan penting, baik yang mengenai semua rencana kegiatan hari buka posyandu. Sebagai bentuk peran serta masyarakat yang diselenggarakan oleh para kader sukarelawan di desa-desa, maka kegiatan administratif seperti pencatatan dan pelaporan yang tertib umumnya tidak dapat diharapkan seperti pada instansi struktural yang resmi (3). 

Berbagai keterbatasan yang meliputi sumber daya, kemampuan dan ketrampilan baik dari pihak puskesmas maupun para kader serta peran serta masyarakat merupakan hambatan pada pelaksanaan kegiatan posyandu (5). Keaktifan kader dapat membantu berkembangnya suatu posyandu. Indikator keberhasilan keaktifan kader dapat dilihat dari beberapa cakupan kegiatan yaitu K/S, D/S, D/K, N/D, N/S. Apabila pencapaian kegiatan berhasil maka dapat dikatakan kader yang bertugas di posyandu aktif. Keberhasilan pencapaian cakupan ini merupakan usaha untuk meningkatkan posyandu (5).

Berdasarkan data Kabupaten dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2009 di Pati menunjukan bahwa Pati, menempati peringkat ke-10 dalam banyaknya sarana kesehatan pada tahun 2008 dari 21 Kecamatan yang berada di Kabupaten Pati (6). Perkembangan posyandu di Pati dibagi menjadi empat yaitu posyandu pratama sebanyak 98, posyandu madya sebanyak 617, posyandu purnama sebanyak 639 dan posyandu mandiri sebanyak 198. Data ini menunjukkan bahwa jumlah posyandu mandiri lebih sedikit dibandingkan dari posyandu madya dan purnama bisa dikatakan kader di Pati kurang aktif. Salah satu puskesmas di Kecamatan Pati adalah Puskesmas Margorejo, data sekunder yang didapat dari Puskesmas Margorejo berupa laporan bulanan menunjukan bahwa terdapat beberapa kegitan yang belum berhasil pencapaiannya dari target yang telah ditentukan oleh Puskesmas. Pada laporan bulanan selama 3 bulan terakir September, Oktober, November tahun 2009 menunjukkan persentase dari 18 desa D/S yang terkecil 22,73 % dan terbesar adalah 74,3 % sedangkan cakupan keberhasilannya adalah 86% disamping itu kegiatan N/D dari laporan bulanan selama 3 bulan terakhir September, Oktober, November tahun 2009 menunjukkan persentase dari 18 desa adalah kegiatan N/D terkecil 27,43 % dan terbesar 93,48 % sedangkan cakupan keberhasilannya adalah 95% (7). Di samping itu dari hasil survei awal didapat keterangan bahwa kader kurang melakukan penyuluhan karena kurang mendapatkan insentif yang cukup. Juga oleh karena adanya larangan suami jika ibu terlalu melakukan kunjungan kerumah - rumah masyarakat dapat mengakibatkan anaknya terbengkalai. Kader juga jarang datang ke puskesmas pada hari dan tanggal yang telah ditentukan untuk pertemuan para kader, dan tidak melaporkan setiap kegiatan di posyandu yang menjadi cakupan wilayah kerjanya (7). 

Hal ini menunjukkan beberapa program dari Puskesmas Margorejo yaitu D/S dan N/S kurang berhasil. Keberhasilan posyandu tidak terlepas dari keaktifan kader baik pada saat kegiatan di dalam posyandu (penimbangan, pencatatan di kartu KMS, imunisasi, pelayanan KB, KIA) maupun kegiatan di luar posyandu (penyuluhan dan kunjungan ke rumah warga). Menurut Snehandu B. Karr terdapat 5 determinan perilaku yaitu : niat, dukungan dari masyarakat, terjangkaunya informasi, otonomi atau kebebasan pribadi dalam mengambil keputusan dan kondisi dan situasi yang memungkinkan (8). Peneletian ini hanya menggunakan 3 variabel dari teori Snehendu yaitu dukungan dari masyarakat karena di desa yang menjadi cakupan wilayah kerja Puskesmas Margorejo sangat tergantung dari dukungan masyarakat seperti keluarga, perangkat desa, ketua PKK dan tokoh agama karena mereka sangat dipandang dan mereka adalah panutan warga. Menggunakan variabel otonomi atau kebebasan pribadi untuk mengambil keputusan karena dalam mengambil keputusan menjadi kader tidak boleh mendapat paksaan dari siapapun karena dapat membuat kader itu tidah sungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya bahkan bisa mengundurkan diri atau tidak aktif. Menggunakan variabel kondisi dan situasi yang memungkinkan karena petugas kader tidak hanya bekerja sebagai kader saja tetapi ada yang bekerja sebagai PNS, wiraswasta, dan petani, sehingga membutuhkan waktu yang cukup untuk aktif dalam kegiatan posyandu di samping itu jarak posyandu dengan rumah warga juga menentukan karena jarak yang jauh membuat warga malas untuk datang. Untuk itu peneliti tertarik dan mengambil judul “ Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Kader Kegiatan Posyandu Di Puskesmas Margorejo Kabupaten Pati”.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut yang telah diuraikan diatas maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah faktor apa saja yang berhubungan dengan keaktifan kader dalam kegiatan posyandu di Puskesmas Margorejo Kabupaten Pati tahun 2009?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan kader dalam kegiatan posyandu di Puskesmas Margorejo Kabupaten Pati tahun 2009.

2. Tujuan Khusus
  1. Mengetahui hubungan dukungan dari masyarakat sekitarnya dengan keaktifan kader dalam kegiatan posyandu.
  2. Mengetahui hubungan adanya otonomi atau kebebasan pribadi untuk mengambil keputusan dengan keaktifan kader dalam kegiatan posyandu.
  3. Mengetahui hubungan kondisi dan situasi yang memungkinkan dengan keaktifan kader dalam kegiatan posyandu.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Keilmuan
Memberikan masukan dan informasi yang di perlukan sebagai bahan pustaka untuk pengembangan selanjutnya dan dapat memperkaya bidang keilmuan khusunya di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat dengan peminatan Manajemen Kesehatan.

2. Bagi Program
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pengelola program dari puskesmas dan upaya yang harus di lakukan kader agar tetap aktif dalam rangka mengelola, membina dan meningkatkan posyandu.

3. Bagi Masyarakat
Mendapatkan pelayanan dari kader yang lebih optimal dengan meningkatnya keaktifan kader.

PO KESEHATAN 004
READ MORE - Keaktifan Kader Kegiatan Posyandu

Sistem Informasi Kredit

Sistem Informasi Kredit Pada Perum Pegadaian Cabang Ungaran

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pada masa sekarang ini, kebutuhan informasi berbasis komputer merupakan kebutuhan vital bagi perusahaan. Dalam hal ini komputer berperan sangat penting yaitu sebagai alat bantu utama dalam proses pencatatan dan pengolahan yang intinya dapat menghasilkan informasi yang cepat, tepat dan akurat. Informasi yang cepat, tepat dan akurat merupakan modal utama bagi suatu perusahaan atau informasi dalam menentukan langkah-langkah guna peningkatan dan pengembangan perusahaan itu sendiri dimasa yang akan datang.

Demikian pula umum pegadaian, pegadaian merupakan salah satu soko guru perekonomian nasional yang diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mensukseskan usaha pemerataan pembangunan, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, sangat membantu program pengentasan kemiskinan, terutama pada masa sekarang ini. Kredit dengan sistem gadai dirasa sangat sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia dan merupakan alternatif ideal terutama bagi golongan menengah kebawah. Untuk itu pegadaian dituntut lebih profesional dalam memberikan jasa pelayanan kepada nasabah yang kian meningkat jumlahnya, dengan dukungan suatu sistem informasi yang baik. Perum Pegadaian khususnya Cabang Ungaran menawarkan jasa pelayanan yang diantaranya adalah pemberian kredit dengan tanpa meninggalkan ciri khusus dan misinya yaitu penyaluran pinjaman atau kredit atas dasar hukum gadai. Dalam pemberian jasa tersebut tidak lepas dari aktivitas pencatatan dan pengolahan data. Data diolah meliputi data-data pemberian dan pelunasan kredit yang tentunya melibatkan dokumen-dokumen yang penting khususnya bagi nasabah sendiri maupun bagi Perum Pegadaian guna proses pengolahan data. Hal ini menjadi masalah karena pihak Pegadaian khususnya Cabang Ungaran harus menangani sekian banyak data baik data nasabah sendiri beserta barang yang dijadikan agunan sampai tranksaksi yang dilakukan dan kemudian memprosesnya secara berulang-ulang sampai menjadi laporan, sehingga apabila masih mengunakan cara konfensional atau manual tentu akan memakan waktu yang lama dan kemungkinan kesalahan relatif tinggi.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, pada penyusunan skripsi ini penulis mengambil judul " Sistem Informasi Kredit Pada Perum Pegadaian Cabang Ungaran ".

1.2. Perumusan Masalah
Permasalahan yang muncul di perum Pegadaian Cabang Ungaran adalah semakin kompleknya jenis pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu yang singkat, meliputi proses pegadaian barang pinjaman, taksiran nilai barang, tebusan serta pengambilan barang, semua kegiatan ini memerlukan/kecepatan, ketelitian. Bertolak dari masalah tersebut penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
Bagaimana merancang sistem informasi kredit, sehingga dapat meningkatkan pelayanan dan efektifitas kerja di Perum Pegadaian Cabang Ungaran dalam bidang pemberian dan pelunasan kredit.

1.3. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya masalah yang dihadapi oleh perum pegadaiaan serta terbatasnya waktu, maka penulis membatasi permasalahan hanya pada sistem kredit pada Perum Pegadaian Cabang Ungaran, yang meliputi:
1. Prosedur pemberian kredit atau prosedur pegadaian barang.
2. Prosedur pelunasan kredit atau prosedur penebusan barang.

1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan yang dikehendaki dicapai dengan pembuatan skripsi ini adalah: merancangkan sistem bagi obyek yang diteliti, sebagai pertimbangan komputerisasi pengolahan data pada masa yang akan datang.

1.5. Manfaat
1.5.1. Bagi Penulis
Menerapkan teori yang telah diperoleh dalam perkuliahan dan untuk mengembangkan kemampuan dan kreatifitas berpikir serta untuk melatih melakukan penelitian secara ilmiah dan menyajiken dalam bentuk laporan yang baik.

1.5.2. Bagi Perum Pegadaian Cabang Ungaran
Memberikan masukan mengenai pengembangan sistem kompurtisasi untuk mengoptimatkan proses pelayanan pegadaian sehingga efisiensi kerja, ketelitian dan keamanan data tercapai.

1.5.3. Bagi Akademis
Menambah kepustakaan akademik dan memberikan informasi bagi para pembaca sebagai bahan acuan untuk pengembangan dan penelitian lebih lanjut.

1.6. Metodologi Penelitian
Dalam memperoleh data, penulisan sekripsi ini menggunakan beberapa sumber data, yang antara lain sebagai berikut:

1.6.1. Jenis Data
a. Data Primer (Marzuki, 2001)
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data diperoleh dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek yang berkaitan langsung dengan permasalahan yang telah dirumuskan.

b. Data Sekunder ( Marzuki, 2001)
Data sekunder yaitu data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari biro statistik, majalah, keterangan-keterangan atau publikasi lainnya. Data diperoleh melalui berkas-berkas yang diperoleh dari perum pegadaian dan dari buku-buku literatur yang ada hubungannya dengan obyek penelitian.

1.6.2. Teknik Pengumpulan Data
a. Interview ( Marzuki, 2001 )
Interview merupakan cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandasakan tujuan penelitian. Data diperoleh dengan cara melakukan tatap muka secara langsung dan mengadakan tanya jawab untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.

b. Observasi ( Marzuki, 2001 )
Metode observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang diselidiki. Data diperoleh dengan jalan meninjau langsung keadaan obyek yang diteliti.

c. Kepustakaan ( Supranto, 1997 )
Kepustakaan merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca buku-buku dan sumber data lainnya dalam perpustakaan. Metode ini didapac dengan cara mempelajari literatur-literatur yang berkaitan langsung penyusunan laporan ini.

1.7. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI
Berisi teori-teori yang mendukung dan sumber-sumber lainnya yang dapat digunakan sebagai pembanding atau acuan didalam pembahasan masalah yang meliputi pengertian sistem dan informasi, analisa sistem, perancangan sistem, pengertian data base, pengertian gadai dan sekilas lentang software yang digunakan yaitu visual basic 6.0.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Berisi penjelasan tentang gambaran umum obyek penelitian yaitu perum pegadaian cabang ungaran meliputi latar belakang berdirinya, kedudukan perum pegadaian, struktur organisasi serta diskripsi masing-masing bagian.

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH
Berisi analisa sistem dan perancangan sistem yang terdiri dari data flow diagram ( DFD ), normalisasi , desain database, Hierarchy Input Proses Output ( HIPO ), dan desain input output.

BABV PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran-saran.

PO KOMPUTER 001
READ MORE - Sistem Informasi Kredit

Tuesday, June 8, 2010

World Cup 2010: Tuesday's round-up

Football - World Cup 2010: Tuesday's round-up:

"Barcelona defender Rafael Marquez has trained with Mexico for the first time since injuring his right leg in last week's 2-1 friendly victory over Italy.

It was Mexico's first practice session with every player present since the team arrived in South Africa.

Mexico opens the World Cup on Friday against the hosts, with its Federation president Justino Compean admitting the squad is 'nervous but confident'.

Mexico has played more warm-up matches to prepare for the tournament than any of the other 31 teams.

United States striker Robbie Findley has warned England they can cause them problems 'all over the pitch' in Saturday's opening group C match in Rustenburg.

Findley and Edson Buddle impressed as a forward combination during the United State's 3-1 win over Australia in their final warm-up international - but Findley believes England will also have to contend with threats from elsewhere."

reference: http://news.bbc.co.uk
READ MORE - World Cup 2010: Tuesday's round-up

World Cup 2010 | Didier Drogba set to rejoin Ivory Coast squad tomorrow

World Cup 2010 | Didier Drogba set to rejoin Ivory Coast squad tomorrow: "

Chelsea striker Didier Drogba is all set to join up with the Ivory Coast squad tomorrow after successful surgery on a fractured arm, the Ivorian Football Federation said in a statement today.

But they have not given any indication to the players fitness and if he will be playing any time soon.

Drogba fractured the ulna of his right forearm in a warm-up match against Japan in Switzerland last weekend and was quickly rushed off into surgery in Berne the following day.

'His recovery has been extremely encouraging. It is suggested that, at this stage, all the signs are good and there is great hope the captain of the Elephants will be in action with his team-mates as soon as possible,' Ivorian Football Federation spokesman Roger Kouassi said.

Ivory Coast play in Group G alongside Portugal, Brazil and Korea DPR. They will fancy their chances but they will need Drogba - many will be hoping he can play."

reference: http://www.worldcup2010southafrica.com
READ MORE - World Cup 2010 | Didier Drogba set to rejoin Ivory Coast squad tomorrow

Kaka upbeat after playing well in Brazil's final warmup before World Cup

Kaka upbeat after playing well in Brazil's final warmup before World Cup

JOHANNESBURG — Kaka is becoming increasingly optimistic with how he will perform at the World Cup.
The Brazil playmaker said his confidence was boosted after scoring and playing well in the team's final warmup before the tournament on Monday, and is likely to keep improving until the opener against North Korea on June 15.

'I felt fine,' Kaka said. 'I played better in this match. I just need to loosen up a little more, but we have a week until the first match and I will be ready.'

Kaka played the entire match in Brazil's 5-1 win over Tanzania in Dar es Salaam. He acknowledged he is still not at his best, coming off a left thigh injury, but performed much better than in the 45 minutes he played in Brazil's first warmup, a 3-0 win over Zimbabwe in South Africa.

'There are still some minor things to adjust,' Kaka said. 'But it's not about being concerned, it's more about being anxious.'

Kaka chested in a cross by Maicon in the 76th minute on Monday, scoring his first goal with Brazil in almost a year. He hadn't scored in 12 matches, since a 4-3 win against Egypt in last year's Confederations Cup."

reference: http://www.google.com/hostednews/canadianpress/article/ALeqM5hW-GbnAhn3NXTVNAHdjmhcdlTECg
READ MORE - Kaka upbeat after playing well in Brazil's final warmup before World Cup

Top 10 World Cup Games

Top 10 World Cup Games
"10) Argentina* 2-2 England – 1998 Second Round

There haven’t been too many memorable World Cup games over the past three or four editions, but this was certainly one. The build-up to the match was, inevitably, dominated by talk of England gaining revenge for the 1986 quarter final and Diego Maradona’s Hand of God.

Within 16 minutes there had already been three goals. Gabriel Batistuta’s penalty put Argentina in the lead, but Alan Shearer equalised from the spot after a suspicious Michael Owen fall. The 18-year-old then lit up the tournament with a brilliant solo goal, but Argentina restored parity with another fantastic strike by Javier Zanetti.

David Beckham was sent off in the second half for kicking out at Diego Simeone, Sol Campbell had a goal disallowed for a Shearer foul on goalkeeper Carlos Roa, and the final outcome was penalties. As at Italia ’90 eight years earlier, it wasn’t meant to be for England as midfielders Paul Ince and David Batty were both denied by Roa."

Referensi: http://sports.peacefmonline.com/soccer/201006/45723.php
READ MORE - Top 10 World Cup Games

Monday, June 7, 2010

GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI
PADA WANITA DAN PRIA

Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria
1. Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.

2. Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.

3. Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.

4. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.

5. Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas. Orkitis atau radang testis paling sering sebagai komplikasi dari parotitis epidemika, karena virusnya dikeluarkan melalui kandung kemih. Dapat pula terjadi akibat infeksi asendens dari saluran genitalia. Gejala yang dirasakan meliputi; nyeri, bangkak, menggigil, dan demam yang dapat bilateral atau unilateral.
Keadaan ini dapat berakibat steril atau impotensi. Terapi terhadap inflamasi ini dengan istirahat ditempat tidur, kompres panas/hangat dan antibiotic (bila perlu).

6. Hipospadia
Hipospadia adalah salah satu kelainan bawaan pada anak laki-laki yang sering ditemukan dan mudah untuk mendiagnosanya. Pada kehamilan 7-8 minggu, embrio membentuk tuberkulum genitalis dan dua benjol genitalis. Pada laki-laki, tuberkulum genitalis berkembang menjadi penis, kedua benjol genitalis mennjadi lipatan uretra dan skrotum, yang kemudian menyatu. Penyatuan itu menutup uretra pada penis dan terbentuk skrotum. Kegagalan penutupan disebelah ventral berakibat terjadinya kelainan bawaan yang disebut hipospadia. Muara uretra terdapat disisi bawah penis. Keadaan ini sering bersamaan dengan tidak adanya desensus testikulorum. Terapi dilakukan dengan pembedahan (menutup). Anak laki-laki lain kalau buang air kecil berdiri, sedangkan anak pengidap hipospadia harus jongkok seperti anak perempuan (karena lubang keluar kencingnya berada di sebelah bagian bawah penis atau di tengah penis, atau di batang kemaluan dan sebagainya). Harus dilakukan operasi, karena bila dibiarkan, setelah dewasa dia akan kesulitan untuk membahagiakan pasangan hidupnya, sebab penisnya memiliki chordae sehingga menyebabkan bengkok dan dari hari ke hari tidak memiliki perkembangan seperti lelaki normal pada umumnya.

Gejalanya adalah:
- Lubang penis tidak terdapat di ujung penis, tetapi berada di bawah atau di dasar penis.
- Penis melengkung ke bawah.
- Penis tampak seperti berkerudung karena adanya kelainan pada kulit depan penis.
- Jika berkemih, anak harus duduk.

7. Epispadia
Epispadia adalah suatu kelainan bawaan pada bayi laki-laki, dimana lubang uretra terdapat di bagian punggung penis atau uretra tidak berbentuk tabung, tetapi terbuka.Terdapat 3 jenis epispadia:
• Lubang uretra terdapat di puncak kepala penis
• Seluruh uretra terbuka di sepanjang penis
• Seluruh uretra terbuka dan lubang kandung kemih terdapat pada dinding perut. Gejalanya adalah:
- Lubang uretra terdapat di punggung penis.
- Lubang uretra terdapat di sepanjang punggung penis.

8. Fimosis (phimosis)
Merupakan kondisi dimana kulit yang melingkupi kepala penis (glans penis) tidak bisa ditarik ke belakang untuk membuka seluruh bagian kepala penis (kulup, prepuce, preputium, foreskin,) . Preputium terdiri dari dua lapis, bagian dalam dan luar, sehingga dapat ditarik ke depan dan belakang pada batang penis. Pada fimosis, lapis bagian dalam preputium melekat pada glans penis. Kadangkala perlekatan cukup luas sehingga hanya bagian lubang untuk berkemih (meatus urethra externus) yang terbuka.Fimosis (phimosis) bisa merupakan kelainan bawaan sejak lahir (kongenital) maupun didapat,

9. Parafimosis (paraphimosis)
Merupakan kebalikan dari fimosis dimana kulit preputium setelah ditarik ke belakang batang penis tidak dapat dikembalikan ke posisi semula (ke depan batang penis) sehingga penis menjadi terjepit.Fimosis dan parafimosis yang didiagnosis secara klinis ini, dapat terjadi pada penis yang belum disunat (disirkumsisi, circumcision) atau telah dikhitan namun hasilnya kurang baik. Fimosis dan parafimosis dapat terjadi pada laki-laki semua usia, namun kejadiannya tersering pada masa bayi dan remaja.

10. Fimosis kongenital (kelainan bawaan, true phimosis)
Kulit preputium selalu melekat erat pada glans penis dan tidak dapat ditarik ke belakang pada saat lahir, namun seiring bertambahnya usia serta diproduksinya hormon dan faktor pertumbuhan, terjadi proses keratinisasi lapisan epitel dan deskuamasi antara glans penis dan lapis bagian dalam preputium sehingga akhirnya kulit preputium terpisah dari glans penis. Hanya sekitar 4% bayi yang seluruh kulit preputiumnya dapat ditarik ke belakang penis pada saat lahir, namun mencapai 90% pada saat usia 3 tahun dan hanya 1% laki-laki berusia 17 tahun yang masih mengalami fimosis kongenital. Walaupun demikian, penelitian lain mendapatkan hanya 20% dari 200 anak laki-laki berusia 5-13 tahun yang seluruh kulit preputiumnya dapat ditarik ke belakang penis.

11. Balantis (Radang Glans Penis)
Keadaan ini terutama terdapat pada laki-laki yang tidak sunat, yang kurang bersih atau yeng terkena penyakit kelamin. Gejala klinis yang tampak berupa merah, bengkak, nyeri, ada nanah di uretra. Terapi terhadap inflamasi dengan antibiotic yang tepat dan sirkumsisi.

12. Hidrokel
Keadaan terkumpulnya cairan didalam tunika vaginalis, yang membungkus testes dan epididimis. Seringkali timbul tanpa penyebab yang nyata, tetapi dapat timbul setelah epididimis, orkitis, cidera, atau neoplasma. Terapi dilakukan dengan aspirasi dan insisi.

13. Varikokel
Pelebaran abnormal dari pleksus vena testes, umumnya yang kiri lebih sering. Kalau yang kanan harus dicurigai dengan tumor. Aibat yang dikuatirkan adalah keadaan subfertil, karena suhu setempat lebih tinggi dari biasanya. umumnya tanpa gejala, bila perlu dilakukan pembedahan.


14. Epidedimitis
Epididimitis adalah radang epididimis. Penyebabnya adalah penyebaran infeksi dari urine, uretra, prostate, vasikula seminalis, yang akut mungkin karena gonoroe. Dapat berupa komplikasi dari prostatektomi. Gejala yang dirasakan meliputi nyeri, menggigil, demam, lemah, dan pembengkakan skrotum. Bila terjadi nekrosis dan fibrosis, dapat menutup saluran genital dan mengakibatkan steril. Terapi dilakukan dengan istirahat total, antibiotic, dan kompres panas/dingin.

Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita
1. Gangguan menstruasi :
Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yang tengah mengalami siklus menstrusi.

2. Kanker genitalia :
Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks dan ovarium.

3. Kanker vagina :
Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena iritasi yang diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain dengan kemoterapi dan bedah laser.

4. Kanker serviks:
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.

5. Kanker ovarium:
Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganan dapat dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.

1. Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di paru-paru. Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser. Infeksi vagina.

Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan kelamin, terutama bila suami terkena infeksi, jamur atau bakteri

2. Dismenoria
Dismenorea merupakan rasa sakit akibat menstruasi yang sangat menyiksa karena nyerinya luar biasa menyakitkan. Jika terjadi pada wanita bekerja, tentu saja hal tersebut akan sangat mengganggu aktivitas dan produktivitasnya. Dismenorea terbagi menjadi dua, yaitu dismenorea primer dan dismenorea sekunder.
Dismenorea primer terjadi dua hari sebelum menstruasi tiba dan biasanya hilang setelah memasuki masa menstruasi. Sekitar 10% penderita dismenorea primertidakdapatmengikuti kegiatan sehari-hari. Dismenorea sekunder hampir mirip dengan dismenorea primer, tetapi akibatnya lebih parah dan biasanya lebih lama daripada dismenorea primer.

Tanda-Tanda
1. Kram perut bagian bawah yang menjalar ke punggung atau kaki.
2. Biasanya disertai gejala gastrointestinal dan gejala neurologis, seperti emosi yang labil.

Penyebab
  1. Adanya hiperaktivitas dari uterus, endotelin, prostaglandin, vasopressin, dan kerusakan saraf perifer.
  2. Memiliki penyakit radang panggul, pemasangan IUD, tumor pada tuba fallopii, usus, atau vesika urinaria, polip uteri, dan inflammatory bowel desease
  3. Bekas luka karena pernah melakukan operasi pada organ reproduksi sebelumnya.
Pencegahan
  1. Dismenorea mungkin sulit untuk dicegah, tetapi untuk gejala yang sangat parah dapat dikurangi dengan cara meminum obat pereda rasa sakit.
  2. Beristirahat, menarik napas panjang, menenangkan diri, berolahraga ringan, mengonsumsi sayur, dan buah-buahan.
  3. Mengompres bagian yang terasa sakit dengan air panas.
  4. Mengonsumsi jamu kunyit asem, terutama menjelang haid.
  5. Adapun obat herbal untuk mengurangi gejala dismenorea menurut Hembing dalam buku yang ditulisnya adalah 30 gram temu lawak (diiris-iris) +15 gram bunga mawar merah +15 gram daun dewa +10 gram umbi teki kering, semua dicuci bersih dan direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, airnya diminum 2 kali sehari.
3. Sindrom Premenstrual
Sindrom premenstrual adalah istilah untuk menyatakan ketidaknyamanan yang dirasakan sebelum menstruasi. Gejala bervariasi, seperti sakit kepala, payudara nyeri ditekan, perut terasa penuh, kembung, endema, berat badan meningkat, sakit pinggang, mudah tersinggung (ingin menangis), depresi, sukar tidur, gelisah. Gejala-gejala ini paling nyata 7-10 hari sebelum haid, menghilang sewaktu haid. Penyebabnya belum jelas namun diduga berhubungan dengan kadar estrogen dan progesteron darah.
Terapi diberikan sesai gejala, paling sering menggunakan diuretika, mengurangi garam, obat penenang atau obat tidur.
READ MORE - GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

Cari Skripsi, Artikel, Makalah, Anti Virus

Custom Search