Software Anti Virus

Friday, April 2, 2010

Penyakit Pre-eklampsia

Penyakit Pre-eklampsia adalah penyakit yang timbul akibat kehamilan dan berakhir setelah terminasi kehamilan. Patofisiologi penyakit ini semakin lama semakin jelas, namun penyebab pastinya sampai saat ini masih belum betul-betul diketahui. Adapun fenomena yang berkaitan dengan kelainan pre-eklampsia ini adalah: hanya terjadi pada wanita hamil, kelainan sering terjadi pada primigravida, terkait dengan geografis / demografis / etnis, mother-inherited, tidak sesuai mendelian sederhana, kelainan dapat terjadi berulang pada 17% kasus dan dapat terjadi dengan derajat klinis berbeda-beda, serta kelainan bersifat sistemik. Sampai saat ini preeklampsia masih merupakan penyulit utama dalam kehamilan, serta menjadi penyebab utama pula kematian dan kesakitan maternal maupun perinatal di Indonesia.

Klasifikasi:
- Pre-eklamsia ringan
- Pre-eklamsia berat

Selain gejala-gejala di dalam tabel, ada juga gejala lainnya yaitu bila ada perdarahan retina, koma, edema generalisata, mikroangiopati, sianosis

Bila dijumpai kejang-kejang pada pasien dengan tekanan darah tinggi pada kehamilan, maka diagnosis kerja utama adalah eklamsia. Hal tersebut ditunjang dengan adanya data proteinuria dan adanya kelainan-kelainan lain seperti pada pre-eklamsia berat.

Penatalaksanaan Tujuan utama penanganan ialah :
- mencegah terjadinya pre-eklampsia berat,
- mencegah terjadinya eklampsia maupun komplikasi yang dapat terjadi,
- melahirkan janin hidup dengan trauma yang sekecil-kecilnya.

Pada dasarnya penanganan pre-eklamsia terdiri atas penanganan medik dan penanganan obsetris. Penanganan obsentris ditujukan untuk melahirkan bayi pada saat yang optimal, yaitu sebelum janin mati dalam kandungan, akan tetapi sudah cukup matur untuk hidup diluar uterus. Sedangkan tindakan medis merupakan usaha/upaya untuk menunggu selama mungkin, agar janin lebih matur karena waktu optimal tersebut tidak selalu dapat dicapai pada penanganan pre-eclamsia, terutama bila janin masih sangat prematur. Pengobatan pre-eclamsi yang tepat ialah terminasi kehamilan karena tindakan tersebut menghilangkan sebabnya dan mencegah terjadinya eclamsia serta kematian intrauterin. Pada kehamilan aterm atau dekat aterm tanpa komplikasi pada ibu dan janin, Diberikan nifedipin dan magnesium sulfat, setelah itu dilakukan induksi persalinan. Pada kasus komplikasi pada ibu dan janin (tidak tergantung pada usia gestasi), Penanganan mediknya sama dengan dengan penanganan di atas, akan tetapi penanganan obstetriknya lebih agresif. Makin berat komplikasi yang sudah terjadi, makin cepat terminasi kehamilan yang harus dilakukan, yang biasanya harus dilakukan sectio caesaria. Pada pasien tanpa komplikasi pada kehamilan kurang dari 34 minggu, tidak dilakukan terminasi kehamilan segera. Pada pasien awal trimester 2, Golongan ini merupakan golongan paling sulit dari sudut janin karena mortalitas dan morbiditasnya tinggi. Penanganan konservatif harus selektif dan pasien dirawat di rumah sakit dengan fasilitas intensive care yang memadai.

Pada umumnya indikasi untuk merawat penderita pre-eklampsia di rumah sakit ialah:
- tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan/atau tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih;
- proteinuria 1+ atau lebih;
- kenaikan berat badan 1,5 kg atau lebih dalam seminggu berulang;
- penambahan edema berlebihan secara tiba-tiba.

Penanganan pre-eclamsia ringan
  • Istirahat di tempat tidur dangan berbaring pada sisi tubuh yang menyebabkan pengaliran darah ke placenta meningkat, aliran darah ke ginjal lebih banyak, tekanan vena pada extremitas bawah turun dan rearbsorbsi cairan di daerah tersebut meningkat. Cara ini biasanya berguna untuk menurunkan tekanan darah dan mengurangi edema.
  • Pemberian phenobarbital 3 x 30 mg sehari akan menenangkan penderita dan dapat juga menurunkan tekanan darah
  • Dianjurkan untuk mengurangi garam dalam diet penderita
  • Pada umumnya pemberian obat diuretika dan antihipertensiva tidak dianjurkan karena obat-obat tersebut tidak dapat menghentikan proses penyakit dan juga tidak memperbaiki prognosis janin. Selain itu pemakaian obat tersebut dapat menutupi gejala pre-eclamsi berat.
Penanganan pre-eclamsia berat
Pada penderita yang masuk rumah sakit sudah dengan tanda-tanda dan gejala-gejala pre-eclamsi berat segera harus diberi sedativa yang kuat untuk mencegah terjadinya kejang-kejang. Obat-obatan yang dapat digunakan untuk mencegah kejang-kejang, yaitu:
  • Larutan magnesium sulfat 50% sebanyak 10 ml disuntikan intramuskular sebagai dosis pertama dan dapat diulang dengan 2 ml tiap 4 jam menurut keadaan. Tambahan hanya diberikan bila diuresis baik, refleksi patella (+), dan kecepatan nafas 16/menit. Selain untuk menenangkan, obat ini bisa juga untuk menurunkan tekanan darah dan meningkatkan diuresis.
  • Lytic cocktail, yaitu larutan glukosa 5% sebanyak 500 ml yang berisi pethidin 100 mg, chlorpromazine 50 mg dan promethazine 50 mg sebagai infus intravena
  • Obat antihipertensi, untuk pasien preeklamsia berat, obat yang dianjurkan adalah hidralazin yang diberikan secara intravena, tetapi obat ini tidak terdapat di Indonesia dan penurunan tekanan darah yang terjadi sangat tinggi sehingga dapat membahayakan pasien. Oleh karena itu dipakai nifedipin oral yang dapat menurunkan tekanan darah secara cepat dan cukup aman digunakan. Dosis yang dipakai adalah 3 x 10 mg perhari
  • Antioksidan (Vit C,E, NAC) diberikan untuk menetralisir radikal bebas yang timbul akibat disfungsi endotel
  • Diuretik, tidak diberikan kecuali terdapat edema paru.
  • Apabila terdapat oligouria maka pasien sebaiknya diberikan glukosa 20% intravena
  • Kemudian setelah bahaya akut tertangani, dipertimbangkan untuk terminasi kehamilan, persalinan dapat dilakukan dengan cunam atau ekstraktor vakum dengan memberikan narcosis umum untuk menghindarkan rangsangan pada susunan SSP
  • Dalam melakukan penatalaksanaan perlu diperhatikan timbulnya gejala komplikasi, terutama edema pulmonary dan oligouri. Keluhan seperti nyeri kepala hebat, gangguan penglihatan dan nyeri epigastrium harus sering ditanyakan. Pada pasien juga dilakukan pemeriksaan fundus mata.
Komplikasi pre-eklamsia berat Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin. Komplikasi lainnya adalah :
  • solusio plasenta. biasanya terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut.
  • Hipofibrinogenemia. maka dianjurkan pemeriksaan kadar fibrinogen secara berkala.
  • Hemolisis. penderita PEB kadang-kadang menunjukkan gejala klinik hemolisis yang dikenal dengan ikterus. Belum diketahui dengan pasti apakah ini merupakan kerusakan sel-sel hati atau destruksi sel darah merah. Nekrosis periportal hati yang sering ditemukan pada autopsi penderita eklampsia dapat menerangkan ikterus tersebut.
  • perdarahan otak. merupakan penyebab utama kematian maternal penderita eklampsia.
  • kelainan mata. kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlangsung sampai seminggu dapat terjadi. Perdarahan kadang-kadang terjadi pada retina, hal ini merupakan tanda gawat akan terjadinya apopleksia serebri.
  • edema paru-paru. hal ini disebabkan karena payah jantung.
  • nekrosis hati. nekrosis periportal hati merupakan akibat vasospasmus arteriol umum. Kerusakan sel-sel hati dapat diketahui dengan pemeriksaan faal hati, terutama penentuan enzim-enzimnya.
  • sindroma HELLP. yaitu hemolisis, elevated liver enzymes dan low platelet.
  • kelainan ginjal. kelainan ini berupa endoteliosis glomerulus yaitu pembengkakan sitoplasma sel endothelial tubulus ginjal tanpa kelainan struktur lainnya. Kelainan lain yang dapat timbul ialah anuria sampai gagal ginjal.
  • komplikasi lain. lidah tergigit, trauma dan fraktura karena jatuh akibat kejang-kejang pneumonia aspirasi dan DIC (disseminated intravascular coagulation).
  • prematuritas, dismaturitas dan kematian janin intra-uterin.
Pencegahan Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda-tanda dini pre-eclamsia, dan dalam waktu itu harus dilakukan penanganan semestinya. Walaupun pencegahan tidak dapat dicegah sepenuhnya, namun frekuensi dapat dikurangi dengan pemberian penerangan secukupnya dan pelaksanaan pengawasan yang baik pada wanita hamil. Penerangannya mengenai manfaat istirahat dan diet, istirahat tidak selalu berarti berbaring di tempat tidup, namun pekerjaan sehari-hari perlu dikurangi, dan dianjurkan lebih banyak duduk dan berbaring. Dianjurkan Diie tinggi protein dan rendah lemak, karbohidrat, garam dan penambahan berat badan yang tidak berlebihan.

DAFTAR PUSTAKA
  1. DeCherney AH, Nathan L. In: Current Obstetric & Gynecologic Diagnosis & Treatment, 9th Ed. McGraw-Hill, 2003. 
  2. Hanifa W. Ilmu Kebidanan Ed. 3. Cetakan 7. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiraharjo; 2005.h281-300 3. 
  3. http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/11/01/ilmu-bedah-obstetri/ 
  4. http://www.slideshare.net/ajiandi/tata-laksana-preeklamsia-presentation
  5. http://skripsi-artikel-makalah.blogspot.com/2010/04/penyakit-pre-eklampsia.html

1 comment:

Cari Skripsi, Artikel, Makalah, Anti Virus

Custom Search