Software Anti Virus

Monday, June 7, 2010

GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI
PADA WANITA DAN PRIA

Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria
1. Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.

2. Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.

3. Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.

4. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.

5. Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas. Orkitis atau radang testis paling sering sebagai komplikasi dari parotitis epidemika, karena virusnya dikeluarkan melalui kandung kemih. Dapat pula terjadi akibat infeksi asendens dari saluran genitalia. Gejala yang dirasakan meliputi; nyeri, bangkak, menggigil, dan demam yang dapat bilateral atau unilateral.
Keadaan ini dapat berakibat steril atau impotensi. Terapi terhadap inflamasi ini dengan istirahat ditempat tidur, kompres panas/hangat dan antibiotic (bila perlu).

6. Hipospadia
Hipospadia adalah salah satu kelainan bawaan pada anak laki-laki yang sering ditemukan dan mudah untuk mendiagnosanya. Pada kehamilan 7-8 minggu, embrio membentuk tuberkulum genitalis dan dua benjol genitalis. Pada laki-laki, tuberkulum genitalis berkembang menjadi penis, kedua benjol genitalis mennjadi lipatan uretra dan skrotum, yang kemudian menyatu. Penyatuan itu menutup uretra pada penis dan terbentuk skrotum. Kegagalan penutupan disebelah ventral berakibat terjadinya kelainan bawaan yang disebut hipospadia. Muara uretra terdapat disisi bawah penis. Keadaan ini sering bersamaan dengan tidak adanya desensus testikulorum. Terapi dilakukan dengan pembedahan (menutup). Anak laki-laki lain kalau buang air kecil berdiri, sedangkan anak pengidap hipospadia harus jongkok seperti anak perempuan (karena lubang keluar kencingnya berada di sebelah bagian bawah penis atau di tengah penis, atau di batang kemaluan dan sebagainya). Harus dilakukan operasi, karena bila dibiarkan, setelah dewasa dia akan kesulitan untuk membahagiakan pasangan hidupnya, sebab penisnya memiliki chordae sehingga menyebabkan bengkok dan dari hari ke hari tidak memiliki perkembangan seperti lelaki normal pada umumnya.

Gejalanya adalah:
- Lubang penis tidak terdapat di ujung penis, tetapi berada di bawah atau di dasar penis.
- Penis melengkung ke bawah.
- Penis tampak seperti berkerudung karena adanya kelainan pada kulit depan penis.
- Jika berkemih, anak harus duduk.

7. Epispadia
Epispadia adalah suatu kelainan bawaan pada bayi laki-laki, dimana lubang uretra terdapat di bagian punggung penis atau uretra tidak berbentuk tabung, tetapi terbuka.Terdapat 3 jenis epispadia:
• Lubang uretra terdapat di puncak kepala penis
• Seluruh uretra terbuka di sepanjang penis
• Seluruh uretra terbuka dan lubang kandung kemih terdapat pada dinding perut. Gejalanya adalah:
- Lubang uretra terdapat di punggung penis.
- Lubang uretra terdapat di sepanjang punggung penis.

8. Fimosis (phimosis)
Merupakan kondisi dimana kulit yang melingkupi kepala penis (glans penis) tidak bisa ditarik ke belakang untuk membuka seluruh bagian kepala penis (kulup, prepuce, preputium, foreskin,) . Preputium terdiri dari dua lapis, bagian dalam dan luar, sehingga dapat ditarik ke depan dan belakang pada batang penis. Pada fimosis, lapis bagian dalam preputium melekat pada glans penis. Kadangkala perlekatan cukup luas sehingga hanya bagian lubang untuk berkemih (meatus urethra externus) yang terbuka.Fimosis (phimosis) bisa merupakan kelainan bawaan sejak lahir (kongenital) maupun didapat,

9. Parafimosis (paraphimosis)
Merupakan kebalikan dari fimosis dimana kulit preputium setelah ditarik ke belakang batang penis tidak dapat dikembalikan ke posisi semula (ke depan batang penis) sehingga penis menjadi terjepit.Fimosis dan parafimosis yang didiagnosis secara klinis ini, dapat terjadi pada penis yang belum disunat (disirkumsisi, circumcision) atau telah dikhitan namun hasilnya kurang baik. Fimosis dan parafimosis dapat terjadi pada laki-laki semua usia, namun kejadiannya tersering pada masa bayi dan remaja.

10. Fimosis kongenital (kelainan bawaan, true phimosis)
Kulit preputium selalu melekat erat pada glans penis dan tidak dapat ditarik ke belakang pada saat lahir, namun seiring bertambahnya usia serta diproduksinya hormon dan faktor pertumbuhan, terjadi proses keratinisasi lapisan epitel dan deskuamasi antara glans penis dan lapis bagian dalam preputium sehingga akhirnya kulit preputium terpisah dari glans penis. Hanya sekitar 4% bayi yang seluruh kulit preputiumnya dapat ditarik ke belakang penis pada saat lahir, namun mencapai 90% pada saat usia 3 tahun dan hanya 1% laki-laki berusia 17 tahun yang masih mengalami fimosis kongenital. Walaupun demikian, penelitian lain mendapatkan hanya 20% dari 200 anak laki-laki berusia 5-13 tahun yang seluruh kulit preputiumnya dapat ditarik ke belakang penis.

11. Balantis (Radang Glans Penis)
Keadaan ini terutama terdapat pada laki-laki yang tidak sunat, yang kurang bersih atau yeng terkena penyakit kelamin. Gejala klinis yang tampak berupa merah, bengkak, nyeri, ada nanah di uretra. Terapi terhadap inflamasi dengan antibiotic yang tepat dan sirkumsisi.

12. Hidrokel
Keadaan terkumpulnya cairan didalam tunika vaginalis, yang membungkus testes dan epididimis. Seringkali timbul tanpa penyebab yang nyata, tetapi dapat timbul setelah epididimis, orkitis, cidera, atau neoplasma. Terapi dilakukan dengan aspirasi dan insisi.

13. Varikokel
Pelebaran abnormal dari pleksus vena testes, umumnya yang kiri lebih sering. Kalau yang kanan harus dicurigai dengan tumor. Aibat yang dikuatirkan adalah keadaan subfertil, karena suhu setempat lebih tinggi dari biasanya. umumnya tanpa gejala, bila perlu dilakukan pembedahan.


14. Epidedimitis
Epididimitis adalah radang epididimis. Penyebabnya adalah penyebaran infeksi dari urine, uretra, prostate, vasikula seminalis, yang akut mungkin karena gonoroe. Dapat berupa komplikasi dari prostatektomi. Gejala yang dirasakan meliputi nyeri, menggigil, demam, lemah, dan pembengkakan skrotum. Bila terjadi nekrosis dan fibrosis, dapat menutup saluran genital dan mengakibatkan steril. Terapi dilakukan dengan istirahat total, antibiotic, dan kompres panas/dingin.

Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita
1. Gangguan menstruasi :
Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yang tengah mengalami siklus menstrusi.

2. Kanker genitalia :
Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks dan ovarium.

3. Kanker vagina :
Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena iritasi yang diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain dengan kemoterapi dan bedah laser.

4. Kanker serviks:
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.

5. Kanker ovarium:
Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganan dapat dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.

1. Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di paru-paru. Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser. Infeksi vagina.

Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan kelamin, terutama bila suami terkena infeksi, jamur atau bakteri

2. Dismenoria
Dismenorea merupakan rasa sakit akibat menstruasi yang sangat menyiksa karena nyerinya luar biasa menyakitkan. Jika terjadi pada wanita bekerja, tentu saja hal tersebut akan sangat mengganggu aktivitas dan produktivitasnya. Dismenorea terbagi menjadi dua, yaitu dismenorea primer dan dismenorea sekunder.
Dismenorea primer terjadi dua hari sebelum menstruasi tiba dan biasanya hilang setelah memasuki masa menstruasi. Sekitar 10% penderita dismenorea primertidakdapatmengikuti kegiatan sehari-hari. Dismenorea sekunder hampir mirip dengan dismenorea primer, tetapi akibatnya lebih parah dan biasanya lebih lama daripada dismenorea primer.

Tanda-Tanda
1. Kram perut bagian bawah yang menjalar ke punggung atau kaki.
2. Biasanya disertai gejala gastrointestinal dan gejala neurologis, seperti emosi yang labil.

Penyebab
  1. Adanya hiperaktivitas dari uterus, endotelin, prostaglandin, vasopressin, dan kerusakan saraf perifer.
  2. Memiliki penyakit radang panggul, pemasangan IUD, tumor pada tuba fallopii, usus, atau vesika urinaria, polip uteri, dan inflammatory bowel desease
  3. Bekas luka karena pernah melakukan operasi pada organ reproduksi sebelumnya.
Pencegahan
  1. Dismenorea mungkin sulit untuk dicegah, tetapi untuk gejala yang sangat parah dapat dikurangi dengan cara meminum obat pereda rasa sakit.
  2. Beristirahat, menarik napas panjang, menenangkan diri, berolahraga ringan, mengonsumsi sayur, dan buah-buahan.
  3. Mengompres bagian yang terasa sakit dengan air panas.
  4. Mengonsumsi jamu kunyit asem, terutama menjelang haid.
  5. Adapun obat herbal untuk mengurangi gejala dismenorea menurut Hembing dalam buku yang ditulisnya adalah 30 gram temu lawak (diiris-iris) +15 gram bunga mawar merah +15 gram daun dewa +10 gram umbi teki kering, semua dicuci bersih dan direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, airnya diminum 2 kali sehari.
3. Sindrom Premenstrual
Sindrom premenstrual adalah istilah untuk menyatakan ketidaknyamanan yang dirasakan sebelum menstruasi. Gejala bervariasi, seperti sakit kepala, payudara nyeri ditekan, perut terasa penuh, kembung, endema, berat badan meningkat, sakit pinggang, mudah tersinggung (ingin menangis), depresi, sukar tidur, gelisah. Gejala-gejala ini paling nyata 7-10 hari sebelum haid, menghilang sewaktu haid. Penyebabnya belum jelas namun diduga berhubungan dengan kadar estrogen dan progesteron darah.
Terapi diberikan sesai gejala, paling sering menggunakan diuretika, mengurangi garam, obat penenang atau obat tidur.

1 comment:

  1. thx infonya
    sangat membantu tugas sekolah
    thx a lot for your articles

    ReplyDelete

Cari Skripsi, Artikel, Makalah, Anti Virus

Custom Search