Software Anti Virus

Tuesday, June 8, 2010

Top 10 World Cup Games

Top 10 World Cup Games
"10) Argentina* 2-2 England – 1998 Second Round

There haven’t been too many memorable World Cup games over the past three or four editions, but this was certainly one. The build-up to the match was, inevitably, dominated by talk of England gaining revenge for the 1986 quarter final and Diego Maradona’s Hand of God.

Within 16 minutes there had already been three goals. Gabriel Batistuta’s penalty put Argentina in the lead, but Alan Shearer equalised from the spot after a suspicious Michael Owen fall. The 18-year-old then lit up the tournament with a brilliant solo goal, but Argentina restored parity with another fantastic strike by Javier Zanetti.

David Beckham was sent off in the second half for kicking out at Diego Simeone, Sol Campbell had a goal disallowed for a Shearer foul on goalkeeper Carlos Roa, and the final outcome was penalties. As at Italia ’90 eight years earlier, it wasn’t meant to be for England as midfielders Paul Ince and David Batty were both denied by Roa."

Referensi: http://sports.peacefmonline.com/soccer/201006/45723.php
READ MORE - Top 10 World Cup Games

Monday, June 7, 2010

GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI
PADA WANITA DAN PRIA

Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria
1. Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.

2. Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.

3. Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.

4. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.

5. Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas. Orkitis atau radang testis paling sering sebagai komplikasi dari parotitis epidemika, karena virusnya dikeluarkan melalui kandung kemih. Dapat pula terjadi akibat infeksi asendens dari saluran genitalia. Gejala yang dirasakan meliputi; nyeri, bangkak, menggigil, dan demam yang dapat bilateral atau unilateral.
Keadaan ini dapat berakibat steril atau impotensi. Terapi terhadap inflamasi ini dengan istirahat ditempat tidur, kompres panas/hangat dan antibiotic (bila perlu).

6. Hipospadia
Hipospadia adalah salah satu kelainan bawaan pada anak laki-laki yang sering ditemukan dan mudah untuk mendiagnosanya. Pada kehamilan 7-8 minggu, embrio membentuk tuberkulum genitalis dan dua benjol genitalis. Pada laki-laki, tuberkulum genitalis berkembang menjadi penis, kedua benjol genitalis mennjadi lipatan uretra dan skrotum, yang kemudian menyatu. Penyatuan itu menutup uretra pada penis dan terbentuk skrotum. Kegagalan penutupan disebelah ventral berakibat terjadinya kelainan bawaan yang disebut hipospadia. Muara uretra terdapat disisi bawah penis. Keadaan ini sering bersamaan dengan tidak adanya desensus testikulorum. Terapi dilakukan dengan pembedahan (menutup). Anak laki-laki lain kalau buang air kecil berdiri, sedangkan anak pengidap hipospadia harus jongkok seperti anak perempuan (karena lubang keluar kencingnya berada di sebelah bagian bawah penis atau di tengah penis, atau di batang kemaluan dan sebagainya). Harus dilakukan operasi, karena bila dibiarkan, setelah dewasa dia akan kesulitan untuk membahagiakan pasangan hidupnya, sebab penisnya memiliki chordae sehingga menyebabkan bengkok dan dari hari ke hari tidak memiliki perkembangan seperti lelaki normal pada umumnya.

Gejalanya adalah:
- Lubang penis tidak terdapat di ujung penis, tetapi berada di bawah atau di dasar penis.
- Penis melengkung ke bawah.
- Penis tampak seperti berkerudung karena adanya kelainan pada kulit depan penis.
- Jika berkemih, anak harus duduk.

7. Epispadia
Epispadia adalah suatu kelainan bawaan pada bayi laki-laki, dimana lubang uretra terdapat di bagian punggung penis atau uretra tidak berbentuk tabung, tetapi terbuka.Terdapat 3 jenis epispadia:
• Lubang uretra terdapat di puncak kepala penis
• Seluruh uretra terbuka di sepanjang penis
• Seluruh uretra terbuka dan lubang kandung kemih terdapat pada dinding perut. Gejalanya adalah:
- Lubang uretra terdapat di punggung penis.
- Lubang uretra terdapat di sepanjang punggung penis.

8. Fimosis (phimosis)
Merupakan kondisi dimana kulit yang melingkupi kepala penis (glans penis) tidak bisa ditarik ke belakang untuk membuka seluruh bagian kepala penis (kulup, prepuce, preputium, foreskin,) . Preputium terdiri dari dua lapis, bagian dalam dan luar, sehingga dapat ditarik ke depan dan belakang pada batang penis. Pada fimosis, lapis bagian dalam preputium melekat pada glans penis. Kadangkala perlekatan cukup luas sehingga hanya bagian lubang untuk berkemih (meatus urethra externus) yang terbuka.Fimosis (phimosis) bisa merupakan kelainan bawaan sejak lahir (kongenital) maupun didapat,

9. Parafimosis (paraphimosis)
Merupakan kebalikan dari fimosis dimana kulit preputium setelah ditarik ke belakang batang penis tidak dapat dikembalikan ke posisi semula (ke depan batang penis) sehingga penis menjadi terjepit.Fimosis dan parafimosis yang didiagnosis secara klinis ini, dapat terjadi pada penis yang belum disunat (disirkumsisi, circumcision) atau telah dikhitan namun hasilnya kurang baik. Fimosis dan parafimosis dapat terjadi pada laki-laki semua usia, namun kejadiannya tersering pada masa bayi dan remaja.

10. Fimosis kongenital (kelainan bawaan, true phimosis)
Kulit preputium selalu melekat erat pada glans penis dan tidak dapat ditarik ke belakang pada saat lahir, namun seiring bertambahnya usia serta diproduksinya hormon dan faktor pertumbuhan, terjadi proses keratinisasi lapisan epitel dan deskuamasi antara glans penis dan lapis bagian dalam preputium sehingga akhirnya kulit preputium terpisah dari glans penis. Hanya sekitar 4% bayi yang seluruh kulit preputiumnya dapat ditarik ke belakang penis pada saat lahir, namun mencapai 90% pada saat usia 3 tahun dan hanya 1% laki-laki berusia 17 tahun yang masih mengalami fimosis kongenital. Walaupun demikian, penelitian lain mendapatkan hanya 20% dari 200 anak laki-laki berusia 5-13 tahun yang seluruh kulit preputiumnya dapat ditarik ke belakang penis.

11. Balantis (Radang Glans Penis)
Keadaan ini terutama terdapat pada laki-laki yang tidak sunat, yang kurang bersih atau yeng terkena penyakit kelamin. Gejala klinis yang tampak berupa merah, bengkak, nyeri, ada nanah di uretra. Terapi terhadap inflamasi dengan antibiotic yang tepat dan sirkumsisi.

12. Hidrokel
Keadaan terkumpulnya cairan didalam tunika vaginalis, yang membungkus testes dan epididimis. Seringkali timbul tanpa penyebab yang nyata, tetapi dapat timbul setelah epididimis, orkitis, cidera, atau neoplasma. Terapi dilakukan dengan aspirasi dan insisi.

13. Varikokel
Pelebaran abnormal dari pleksus vena testes, umumnya yang kiri lebih sering. Kalau yang kanan harus dicurigai dengan tumor. Aibat yang dikuatirkan adalah keadaan subfertil, karena suhu setempat lebih tinggi dari biasanya. umumnya tanpa gejala, bila perlu dilakukan pembedahan.


14. Epidedimitis
Epididimitis adalah radang epididimis. Penyebabnya adalah penyebaran infeksi dari urine, uretra, prostate, vasikula seminalis, yang akut mungkin karena gonoroe. Dapat berupa komplikasi dari prostatektomi. Gejala yang dirasakan meliputi nyeri, menggigil, demam, lemah, dan pembengkakan skrotum. Bila terjadi nekrosis dan fibrosis, dapat menutup saluran genital dan mengakibatkan steril. Terapi dilakukan dengan istirahat total, antibiotic, dan kompres panas/dingin.

Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita
1. Gangguan menstruasi :
Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yang tengah mengalami siklus menstrusi.

2. Kanker genitalia :
Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks dan ovarium.

3. Kanker vagina :
Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena iritasi yang diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain dengan kemoterapi dan bedah laser.

4. Kanker serviks:
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.

5. Kanker ovarium:
Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganan dapat dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.

1. Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di paru-paru. Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser. Infeksi vagina.

Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan kelamin, terutama bila suami terkena infeksi, jamur atau bakteri

2. Dismenoria
Dismenorea merupakan rasa sakit akibat menstruasi yang sangat menyiksa karena nyerinya luar biasa menyakitkan. Jika terjadi pada wanita bekerja, tentu saja hal tersebut akan sangat mengganggu aktivitas dan produktivitasnya. Dismenorea terbagi menjadi dua, yaitu dismenorea primer dan dismenorea sekunder.
Dismenorea primer terjadi dua hari sebelum menstruasi tiba dan biasanya hilang setelah memasuki masa menstruasi. Sekitar 10% penderita dismenorea primertidakdapatmengikuti kegiatan sehari-hari. Dismenorea sekunder hampir mirip dengan dismenorea primer, tetapi akibatnya lebih parah dan biasanya lebih lama daripada dismenorea primer.

Tanda-Tanda
1. Kram perut bagian bawah yang menjalar ke punggung atau kaki.
2. Biasanya disertai gejala gastrointestinal dan gejala neurologis, seperti emosi yang labil.

Penyebab
  1. Adanya hiperaktivitas dari uterus, endotelin, prostaglandin, vasopressin, dan kerusakan saraf perifer.
  2. Memiliki penyakit radang panggul, pemasangan IUD, tumor pada tuba fallopii, usus, atau vesika urinaria, polip uteri, dan inflammatory bowel desease
  3. Bekas luka karena pernah melakukan operasi pada organ reproduksi sebelumnya.
Pencegahan
  1. Dismenorea mungkin sulit untuk dicegah, tetapi untuk gejala yang sangat parah dapat dikurangi dengan cara meminum obat pereda rasa sakit.
  2. Beristirahat, menarik napas panjang, menenangkan diri, berolahraga ringan, mengonsumsi sayur, dan buah-buahan.
  3. Mengompres bagian yang terasa sakit dengan air panas.
  4. Mengonsumsi jamu kunyit asem, terutama menjelang haid.
  5. Adapun obat herbal untuk mengurangi gejala dismenorea menurut Hembing dalam buku yang ditulisnya adalah 30 gram temu lawak (diiris-iris) +15 gram bunga mawar merah +15 gram daun dewa +10 gram umbi teki kering, semua dicuci bersih dan direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, airnya diminum 2 kali sehari.
3. Sindrom Premenstrual
Sindrom premenstrual adalah istilah untuk menyatakan ketidaknyamanan yang dirasakan sebelum menstruasi. Gejala bervariasi, seperti sakit kepala, payudara nyeri ditekan, perut terasa penuh, kembung, endema, berat badan meningkat, sakit pinggang, mudah tersinggung (ingin menangis), depresi, sukar tidur, gelisah. Gejala-gejala ini paling nyata 7-10 hari sebelum haid, menghilang sewaktu haid. Penyebabnya belum jelas namun diduga berhubungan dengan kadar estrogen dan progesteron darah.
Terapi diberikan sesai gejala, paling sering menggunakan diuretika, mengurangi garam, obat penenang atau obat tidur.
READ MORE - GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

Saturday, June 5, 2010

Analisa Kondisi Ekonomi

ANALISA KONDISI EKONOMI DAN KORELASI DENGAN KESEHATAN

Analisa Kondisi ekonomi  di Indonesia pada 2010 diperkirakan belum akan terlepas dari krisis global, bahkan diperkirakan semakin berat jika dibandingkan dengan tahun ini.
Kini telah memasuki tahun 2010, tahun yang penuh tantangan bagi pembangunan kesehatan di Indonesia karena pada tahun ini telah ditetapakan sebagai suatu bentuk perwujudan yang nyata dari pembangunan kesehatan yaitu Indoneseia Sehat. V isi pembangunan kesehatan yang direfleksikan dalam bentuk motto yang berbunyi “Indonesia Sehat Tahun 2010”, diharapkan akan mencapai tingkat kesehatan tertentu yang ditandai oleh penduduknya yang (1) hidup dalam llingkungan yang sehat, (2) mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta (3) mampu menyediakan dan memanfaatkan (menjangkau) pelayanan keehatan yang bermutu, sehingga (4) memiliki derajat kesehatan yang tinggi. Sedangkan misi yang telah dirumuskan adalah
  1. menggerakan pembangunan nasionala berwawasan kesehatan;
  2. mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat ;
  3. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatn yang bermutu, merata dan terjangkau;
  4. memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat termasuk lingkungannya. 
Keadaan lain di Negara Indonesia yang masih merupakan masalah yang harus dihadapi dalam permasalahan Bidang Kesehatan meliputi :
  1. Masih cukup tingginya disparitas status kesehatan antar tingkat sosial ekonomi.
  2. Mobilitas penduduk yang cukup tinggi ;
  3. Kondisi kesehatan lingkungan masih rendah
  4. Perilaku hidup sehat masyarakat yang masih rendah;
  5. Keterbatasan pelayanan kesehatan ; 
Dalam rangka pemerataan pengembangan dan pembinaan kesehatan masyarakat, khususnya yang berpenghasilan rendah, telah dibangun Pusat-Pusat Kesehatan Masyarakat. Dewasa ini seluruh kecamatan sudah mempunyai sekurang-kurangnya sebuah Puskesmas serta beberapa Puskesmas Pembantu. Jangkauan upaya pelayanan Puskesmas dan Puskemsas pemantu masih belum memadai terutama di daerah pedesaan yang sulit perhubungannya atau daerah terpencil. Untuk mengatasi itu diadakan Puskesmas Keliling dan Polindes untuk membantu memberiakan pelayanan kepeda penduduk. Namun belum semua desa bisa terjangkau. Upaya pelayanan kesehatan yang mmenyeluruh dan terpadu hanya mungkin diwujudkan jika sistem rujukan dikembangkan dengan meningkatkan sarana dalam arti luas, yakni pengembangan rumah sakit yang memenuhi syarat medis teknis serta kejelasan tanggung jawab antara Puskesmas dan Rumah sakit, baik pemerintah maupun swasta.
     6. Jumlah tenaga kesehatan masih kurang merata,
Masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya, masih rendahnya kinerja SDM Kesehatan. Secara umum dapat dikatakan bahwa baik tenaga medis maupun tenaga paramedis jumlah dan mutunya serta pemerataannya masih belum memadai. Hampir seluruh dokter dan sebagian besar tenaga paramedis adalah pegawai negeri, sedangkan banyak tenaga medis merangkap melayani usaha kesehatan swasta. Hal ini dapat mengurangi mutu pelayanan kesehatan-kesehatan pemerintah. Perbandingan jumlah dokter dan paramedis serta tenaga kesehatan lainnya terhadap jumlah penduduk masih jauh dari memuaskan. Pola ketenagaan untuk unit-unit pelayanan kesehatan serta pendidikan dan latihannya masih perlu dimantapkan. Sistem pengelolaan tenaga kesehatan yang baru dirintis belum sepenuhnya memungkinkan pembinaan tenaga kesehatan berdasarkan sistem karier dan prestasi kerja. Dengan meningkatnya kecepatan pembangunan bidang kesehatan sebagi bagian dari pembangunan nsional, kiranya masalah ketenagaan tersebut juga akan cenderung meningkat pula. Karena itu masalah ketenagaan perlu mendapatkan prioritas penggarapan baik untuk jangka pendek maupun menengah dan jangka panjang.
     7. Pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada belum optimal ;
Pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering disebut perilaku pencairan pengobatan (health seeking behavior). Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke luar negeri.

Fasilitas kesehatan sebagi salah satu sumber daya kesehatan sampai dewasa ini telah dikembangkan tahap demi tahap sesuai dengan keperluan. Jumlah dan fungsi rumah sakit baik pemerintah maupun swasta telah pula ditingkatkan. Peningkatan rumah sakit ini merupakan salah satu kegiatan dari peningkatan upaya kesehatan rujukan, yang dimaksudkan untuk lebih menunjang upaya kesehatan Puskesmas. Demikian pula fasilitas kesehatan lainnya seperti laboratorium , kantor, perumahan dinas, fasilitas pendidikan dan latihan dan yang lainnya telah pula ditingkatkan. Namun pamanfaatan terhadap fasiltas tersebut masih belum optimal, hal ini dapat kita lihat dari sedikitnya jumlah kunjungan rawat jalan di Puskesmas dibandingkan dengan kunjungan ke praktek pribadi medis maupun paramedis. Selain itu masih adanya pemanfaatan pengobatan pada praktik perdukunan pada sebagain masyarakat di pedesaan.
    8. Akses masyarakat untuk mencapai fasilitas kesehatan yang ada belum optimal.
Akses yang dimaksud adalah sarana pendukung seperti sarana jalan dan transfortasi yang masih belum baik dan kurang. Di daerah terbelakang dan terpencil sampai saat ini untuk sarana jalan dan transfortasi dapat dikatakan kurang mendukung. Untuk mencapai fasilitas kesehatan terkadang membutuhkan waktu berhari-hari hanya untuk mengobati sakit sanak keluarga masyarakat di desa terpencil tersebut. Permasalah ini tidak lepas juga dengan letak geografis darah tersebut. Selain itu tidak semua desa tertinggal atau terpencil ditempatkan petugas kesehatan dikarenakan masih kurangnya tenaga kesehatan.
     9. Peran lintas sektor dalam bidang kesehatan belum optimal.
Di antara faktor-faktor yang perlu mendapatkan perhatian dalam pembangunan antara lain adalah kertja sama lintas sektor. Kerja sama yang dimaksud adalkah kerja sama berbagai sektor pembangunan, kerjasama pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta. Yang masih perlu ditingkatkan adalah kerja sama lintas sektor yang diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta, baik dari segi teknis opersional maupun administratif, ketengaan dan kejelasan mekanisme kerja bahkan termasuk aspek-aspek hukum yang dapat memantapkan kerja sama secara luas
Kerja sama lintas sektor sering sukar diwujudkan jika kerja sama tersebut tidak didasari oleh saling pengertian dan keterbukaan yang mendalam antara komponen yang terlibat serta tidak ada kejelasan tentang tujuan bersama. Peran yang harus dilakukan oleh masing-masing komponen dalam kerja sama itu dan mekanisme kerjanya perlu dirumuskan.
READ MORE - Analisa Kondisi Ekonomi

Stocks plummet to 4-month low on jobs report, worsening crisis in Europe

U.S. stocks hit their lowest levels since February on Friday as a disappointing jobs report and worries about the fiscal health of yet another European country ignited a sell-off.

All the major U.S. indexes plunged by more than 3 percent after a Labor Department report showed that hiring waned in the private sector last month, busting a string of more upbeat data about the U.S. economy and crushing investor confidence about the prospects for growth.

The jobs data added to ongoing market jitters about the debt crisis in Europe, made worse on Friday when a spokesman for Hungary's prime minister said that his country's economy is in "a grave situation." The remark fanned fears that the debt problems gripping some European countries will sink the chances of a global economic recovery.

"This jobs report was supposed to be the catalyst that would have showed us that the U.S. economy is insulated" from Europe's financial troubles, said Jack Ablin, chief investment officer at Harris Private Bank in Chicago. "Instead, it showed us that business leaders, just like investors, are very nervous and tentative."

The sell-off resulted in the second-worst day of the year for U.S. stocks, as the Dow Jones industrial average dipped below the psychologically significant 10,000 level. The Dow shed 3.15 percent or 323.31 points. It closed at 9,931.97, with all 30 blue-chip stocks down for the day.

The Standard & Poor's 500-stock index, a broad measure of U.S. markets, fell 3.44 percent, or 37.95 points, to 1,064.88. The tech-heavy Nasdaq slumped 3.64 percent, or 83.86 points, to 2,219.17.

READ MORE - Stocks plummet to 4-month low on jobs report, worsening crisis in Europe

Video Israel

Video Israel’s flotilla raid sparks local protest 

VIDEO ISRAEL — Supporters and detractors of the Israel government squared off Friday evening downtown, claiming opposite corners of the intersection of Front Street and Broadway downtown, with Palestinian flags waving on one side and Israeli flags on the other.


The two sides were brought out by an incident that took place Monday, the raid by Israeli commandos of a Turkish ship, part of a six-ship flotilla carrying supplies to the blockaded territory of Gaza. The raid led to fighting that left nine passengers dead, including a U.S. citizen.


Gaza has been under a blockade for three years by Israel with the cooperation of Egypt, an attempt to curtail the Palestinian resistance organization Hamas, which took control of the territory in 2007. The Israeli government had warned the flotilla not to breach the blockade.



Video Israel

Referensi: Sandiego News
READ MORE - Video Israel

Friday, June 4, 2010

Pemberantasan Penyakit Malaria

KOMPONEN PEMBERANTASAN PENYAKIT
PENYAKIT MALARIA

Penyakit malaria adalah suatu penyakit menular yang banyak diderita oleh penduduk di daerah tropis dan subtropis. Penyakit tersebut semula banyak ditemukan di daerah rawa-rawa dan dikira disebabkan oleh udara rawa yang buruk, sehingga dikenal sebagai malaria (mal = jelek; aria=udara).

Terdapat 5 jenis parasit 'strain' yang menyebabkan malaria di antaranya vivax dan falciparum. 4 daripadanya berupaya menjangkiti manusia. 'Strain' falciparum adalah yang paling merbahaya kerana dapat menyebabkan kematian dan bertanggungjawab terhadap 90 perseratus kematian. ‘vivax’ biasa didapati di Amerika selatan dan Asia.

A. Penyebab Penyakit Malaria
  1. Penyakit malaria disebabkan oleh bibit penyakit yang hidup di dalam darah manusia. Bibit penyakit tersebut termasuk binatang bersel satu, tergolong amuba yang disebut Plasmodium.
  2. Ada empat macam plasmodium yang menyebabkan malaria:
  3. Falciparum, penyebab penyakit malaria tropika. Jenis malaria ini bisa menimbulkan kematian.
  4. Vivax, penyebab malaria tersiana. Penyakit ini sukar disembuhkan dan sulit kambuh.
  5. Malariae, penyebab malaria quartana. Di Indonesia penyakit ini tidak banyak ditemukan.
  6. Ovale, penyebab penyakit malaria Ovale. Tidak terdapat di Indonesia.
  7. Kerja plasmodium adalah merusak sel-sel darah merah. Dengan perantara nyamuk anopheles, plasodium masuk ke dalam darah manusian dan berkembang biak dengan membelah diri.


B. Penularan dan Penyebaran Penyakit Malaria
  1. Penularan penyakit malaria dari orang yang sakit kepada orang sehat, sebagian besar melalui gigitan nyamuk. Bibit penyakit malaria dalam darah manusia dapat terhisap oleh nyamuk, berkembang biak di dalam tubuh nyamuk, dan ditularkan kembali kepada orang sehat yang digigit nyamuk tersebut.
  2. Jenis-jenis vektor (perantara) malaria yaitu:
  3. Anopheles Sundaicus, nyamuk perantara malaria di daerah pantai.
  4. Anopheles Aconitus, nyamuk perantara malaria daerah persawahan.
  5. Anopheles Maculatus, nyamuk perantara malaria daerah perkebunan, kehutanan dan pegunungan.
  6. Penularan yang lain adalah melalu transfusi darah. Namun kemungkinannya sangat kecil.
C. Tanda-tanda penyakit malaria
  1. Dimulai dengan dingin dan sering sakit kepala. Penderita menggigil atau gemetar selama 15 menit sampai satu jam.
  2. Dingin diikuti demam dengan suhu 40 derajat atau lebih. Penderita lemah, kulitnya kemerahan dan menggigau. Demam berakhir serelah beberapa jam.
  3. Penderita mulai berkeringat dan suhunya menurun. Setelah serangan itu berakhir, penderita merasa lemah tetapi keadaannya tidak mengkhawatirkan.
  4. Masa tunas / inkubasi penyakit ini dapat beberapa hari sampai beberapa bulan yang kemudian barulah muncul tanda dan gejala yang dikeluhkan oleh penderita seperti demam, menggigil, linu atau nyeri persendian, kadang sampai muntah, tampak pucat / anemis, hati serta limpa membesar, air kencing tampak keruh / pekat karena mengandung Hemoglobin (Hemoglobinuria), terasa geli pada kulit dan mengalami kekejangan.
Namun demikian, tanda yang klasik ditampakkan adalah adanya perasaan tiba-tiba kedinginan yang diikuti dengan kekakuan dan kemudian munculnya demam dan banyak berkeringat setelah 4 sampai 6 jam kemudian, hal ini berlangsung tiap dua hari. Diantara masa tersebut, mungkin penderita merasa sehat seperti sediakala. Pada usia anak-anak serangan malaria dapat menimbulkan gejala aneh, misalnya menunjukkan gerakan / postur tubuh yang abnormal sebagai akibat tekanan rongga otak. Bahkan lebih serius lagi dapat menyebabkan kerusakan otak.

D. Bahaya penyakit malaria:
  1. Rasa sakit yang ditimbulkan sangat menyiksa si penderita
  2. Tubuh yang sangat lemah, sehingga tidak dapat bekerja seperti biasa
  3. Dapat menimbulkan kematian pada anak-anak dan bayi
  4. Perkembangan otak bisa terganggu pada anak-anak dan bayi, sehingga menyebabkan kebodohan.
E. Tindakan dan Pengobatan:
  1. Memutus rantai penularan dengan memilih mata rantai yang paling lemah. Mata rantai tersebut adalah penderita dan nyamuk malaria.
  2. Seluruh penderita yang memiliki tanda-tanda malaria diberi pengobatan pendahuluan dengan tujuan untuk menghilangkan rasa sakit dan mencegah penularan selama 10 hari.
  3. Bagi penderita yang dinyatakan positif menderita malaria setelah diuji di laboratorium, akan diberi pengobatan secara sempurna.
  4. Bagi orang-orang yang akan masuk ke daerah endemis malaria seperti para calon transmigran, perlu diberi obat pencegahan.
F. Penggolongan Manifestasi Penyakit Malaria
Ada beberapa bentuk manifestasi penyakit malaria, antara lain :
  • Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana penderita merasakan demam muncul setiap hari ketiga.
  • Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita merasakan demam setiap hari keempat.
  • Malaria serebral, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, penderita mengalami demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan memasuki fase koma dan kematian yang mendadak.
  • Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium vivax, gejala dapat timbul sangat mendadak, mirip Stroke, koma disertai gejala malaria yang berat.
G. Tindakan-tindakan Pencegahan:
  1. Usahakan tidur dengan kelambu, memberi kawat kasa, memakai obat nyamuk bakar, menyemprot ruang tidur, dan tindakan lain untuk mencegah nyamuk berkembang di rumah.
  2. Usaha pengobatan pencegahan secara berkala, terutama di daerah endemis malaria.
  3. Menjaga kebersihan lingkungan dengan membersihkan ruang tidur, semak-semak sekitar rumah, genangan air, dan kandang-kandang ternak.
  4. Memperbanyak jumlah ternak seperti sapi, kerbau, kambing, kelinci dengan menempatkan mereka di luar rumah di dekat tempat nyamuk bertelur.
  5. Memelihara ikan pada air yang tergenang, seperti kolam, sawah dan parit. Atau dengan memberi sedikit minyak pada air yang tergenang.
  6. Menanam padi secara serempak atau diselingi dengan tanaman kering atau pengeringan sawah secara berkala
  7. Menyemprot rumah dengan DDT.
H. Komponen Pemberantasan Penyakit Malaria
Pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN), berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk, atau dengan upaya pemberantasan dengan pemberian obat Chloroquine bila mengunjungi daerah endemik malaria.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.infopenyakit.com/2008/04/penyakit-malaria.html
http://www.anneahira.com/pencegahan-penyakit/malaria.htm
READ MORE - Pemberantasan Penyakit Malaria

Penyakit Leukemia (Kanker Darah)

KOMPONEN PEMBERANTASAN PENYAKIT LEUKEMIA
(KANKER DARAH)

Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow). Sumsum tulang atau bone marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi tiga type sel darah diantaranya sel darah putih (berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa oxygen kedalam tubuh) dan platelet (bagian kecil sel darah yang membantu proses pembekuan darah).

Penyakit Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa kecilnya, Sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah memproduksi sel darah putih yang berkembang tidak normal atau abnormal. Normalnya, sel darah putih me-reproduksi ulang bila tubuh memerlukannya atau ada tempat bagi sel darah itu sendiri. Tubuh manusia akan memberikan tanda/signal secara teratur kapankah sel darah diharapkan be-reproduksi kembali.

Pada kasus penyakit Leukemia (kanker darah), sel darah putih tidak merespon kepada tanda/signal yang diberikan. Akhirnya produksi yang berlebihan tidak terkontrol (abnormal) akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormal ini bila berlebihan dapat mengganggu fungsi normal sel lainnya, Seseorang dengan kondisi seperti ini (Leukemia) akan menunjukkan beberapa gejala seperti; mudah terkena penyakit infeksi, anemia dan perdarahan.

- Penyakit Leukemia Akut dan Kronis
Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan, dan memburuk. Apabila hal ini tidak segera diobati, maka dapat menyebabkan kematian dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun.

- Leukemia diklasifikasikan berdasarkan jenis sel
Ketika pada pemeriksaan diketahui bahwa leukemia mempengaruhi limfosit atau sel limfoid, maka disebut leukemia limfositik. Sedangkan leukemia yang mempengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil, disebut leukemia mielositik.

Dari klasifikasi ini, maka Leukemia dibagi menjadi empat type sebutan;
  1. Leukemia limfositik akut (LLA). Merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau lebih.
  2. Leukemia mielositik akut (LMA). Ini lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak. Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.
  3. Leukemia limfositik kronis (LLK). Hal ini sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak.
  4. Leukemia mielositik kronis (LMK) sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit.
- Penyebab Penyakit Leukemia
Sampai saat ini penyebab penyakit leukemia belum diketahui secara pasti, akan tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempengaruhi frekuensi terjadinya leukemia.
  1. Radiasi. Hal ini ditunjang dengan beberapa laporan dari beberapa riset yang menangani kasus Leukemia bahwa Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia, Penerita dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia, Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.
  2. Leukemogenik. Beberapa zat kimia dilaporkan telah diidentifikasi dapat mempengaruhi frekuensi leukemia, misalnya racun lingkungan seperti benzena, bahan kimia inustri seperti insektisida, obat-obatan yang digunakan untuk kemoterapi.
  3. Herediter. Penderita Down Syndrom memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang normal.
  4. Virus. Beberapa jenis virus dapat menyebabkan leukemia, seperti retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa.

- Tanda dan Gejala Penyakit Leukemia
Gejala Leukemia yang ditimbulkan umumnya berbeda diantara penderita, namun demikian secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
  1. Anemia. Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas cepat (sel darah merah dibawah normal menyebabkan oxygen dalam tubuh kurang, akibatnya penderita bernafas cepat sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan oxygen dalam tubuh)
  2. Perdarahan. Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan wajar karena didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan mengalami perdarahan dijaringan kulit (banyaknya jentik merah lebar/kecil dijaringan kulit).
  3. Terserang Infeksi. Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh, terutama melawan penyakit infeksi. Pada Penderita Leukemia, sel darah putih yang diterbentuk adalah tidak normal (abnormal) sehingga tidak berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh si penderita rentan terkena infeksi virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan menampakkan keluhan adanya demam, keluar cairan putih dari hidung (meler) dan batuk.
  4. Nyeri Tulang dan Persendian. Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang (bone marrow) mendesak padat oleh sel darah putih.
  5. Nyeri Perut. Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia, dimana sel leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbulah nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu makan penderita leukemia.
  6. Pembengkakan Kelenjar Lympa. Penderita kemungkinan besar mengalami pembengkakan pada kelenjar lympa, baik itu yang dibawah lengan, leher, dada dan lainnya. Kelenjar lympa bertugas menyaring darah, sel leukemia dapat terkumpul disini dan menyebabkan pembengkakan.
  7. Kesulitan Bernafas (Dyspnea). Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan bernafas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus segera mendapatkan pertolongan medis.
- Diagnosa Penyakit Leukemia (Kanker Darah)
Penyakit Leukemia dapat dipastikan dengan beberapa pemeriksaan, diantaranya adalah ; Biopsy, Pemeriksaan darah {complete blood count (CBC)}, CT or CAT scan, magnetic resonance imaging (MRI), X-ray, Ultrasound, Spinal tap/lumbar puncture.

- Komponen Pemberantasan Penyakit
Pemberantasan penyakit Leukemia biasanya dimulai dari gejala yang muncul, seperti anemia, perdarahan dan infeksi. Secara garis besar pemberantasan Leukemia bisa dilakukan dengan cara single ataupun gabungan dari beberapa komponen pemberantasan dibawah ini:
1. Chemotherapy/intrathecal medications
2. Therapy Radiasi. Metode ini sangat jarang sekali digunakan
3. Transplantasi bone marrow (sumsum tulang)
4. Pemberian obat-obatan tablet dan suntik
5. Transfusi sel darah merah atau platelet.
Sistem Therapi yang sering digunakan dalam menangani penderita leukemia adalah kombinasi antara Chemotherapy (kemoterapi) dan pemberian obat-obatan yang berfokus pada pemberhentian produksi sel darah putih yang abnormal dalam bone marrow. Selanjutnya adalah penanganan terhadap beberapa gejala dan tanda yang telah ditampakkan oleh tubuh penderita dengan monitor yang komprehensive.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.infopenyakit.com/2008/01/penyakit-leukemia-kanker-darah.html
READ MORE - Penyakit Leukemia (Kanker Darah)

Tuesday, June 1, 2010

Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.

Penyakit ini banyak ditemukan didaerah tropis seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika termasuk di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Dokter dan tenaga kesehatan lainnya seperti Bidan dan Pak Mantri ;-) seringkali salah dalam penegakkan diagnosa, karena kecenderungan gejala awal yang menyerupai penyakit lain seperti Flu dan Tipes (Typhoid).

Demam berdarah ditularkan melalui gigitan nyamuk aides aegepty, yang menginfeksi si calon penderita dengan empat virus. Jika sudah demikian, kadar trombosit (sel darah merah) dan haemoglobin akan berkurang dratis dan berpotensi mengakibatkan kematian.

Setelah virus masuk ke dalam darah, selanjutnya ia akan memproduksi semacam zat yang mampu melemahkan sistem imunitas atau kekebalan tubuh si penderita.

A. Tanda dan Gejala Penyakit Demam Berdarah Dengue
Masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue, Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah sebagai berikut :
  1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40 derajat Celsius)
  2. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahan.
  3. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva), Mimisan (Epitaksis), Buang air besar dengan kotoran (Peaces) berupa lendir bercampur darah (Melena), dan lain-lainnya.
  4. Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).
  5. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.
  6. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).
  7. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala.
  8. Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.
  9. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian.
  10. Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
B. Lingkup penyebaran :
Daerah tropis dan sub tropis
Kepulauan Karibia, Puerto Rico, US Virgin Islands, Kuba, dan Amerika Tengah. Kasus demam berdarah biasanya ditularkan oleh para turis yang kembali dari wisata di Tahiti, Kepulauan Pasifik Selatan, India bagian Barat, Asia Tenggara, India, dan Timur Tengah.

C. Proses Penularan Penyakit Demam Berdarah Dengue
Penyebaran penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, sehingga pada wilayah yang sudah diketahui adanya serangan penyakit DBD akan mungkin ada penderita lainnya bahkan akan dapat menyebabkan wabah yang luar biasa bagi penduduk disekitarnya.

D. Masa berjangkit :
3-14 hari setelah digigit nyamuk aides aegepty
Dengue tidak memandang jenis kelamin dan usia. Semua orang berpotensi terjangkit demam berdarah jika kondisi tubuhnya tidak fit saat digigit nyamuk aides aegepty.

E. Tanda-tanda orang terjangkit demam berdarah :
  1. Sakit kepala yang hebat
  2. Pening di sekitar mata
  3. Rasa nyeri dan ngilu di sekitar otot dan persendian
  4. Keinginan untuk muntah yang frekuentatif.
Bagi sebagian besar penderita demam berdarah, tak lebih dari gejala panas biasa. Akan tetapi, pada sebagian kecil penderita demam berdarah (terutama pada anak-anak di bawah 5 tahun) dapat lebih parah. Setelah serangan panas selama beberapa hari, anak menjadi lemah bahkan mengigau.

Beberapa penderita kehilangan kesadarannya. Keadaan ini disebut Dengue Shock. Shock ini menyerupai shock akibat penyakit kolera. Namun pada penderita demam berdarah tidak mengalami menceret.
Anak-anak penderita demam berdarah harus dirawat di rumah sakit dengan pemberian cairan infus, sedangkan pemberian cairan rehidrasi melalui mulut (yang dilakukan sebagai tindakan permulaan) dapat menyelamatkan jiwa si anak dan harus dimulai segera setelah timbul kecurigaan akan penyakit demam berdarah. Selain itu, anak harus minum sebanyak mungkin sementara ia diangkut ke rumah sakit.

F. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan :
1. Berikan Cairan untuk Mengatasi Shock
  • Demam berdarah biasanya diikuti oleh pendarahan di sekitar gusi, dubur, lambung bagian dalam atau timbul bercak-bercak merah di kulit bagian bawah. Jika tidak segera ditangani, perdarahan ini akan menghebat. Hanya transufi darah yang dapat menyelamatkan si penderita.
  • Hindari pemakaian aspirin/asam acetylsalicylat. Obat ini menimbulkan proses pembekuan darah menjadi abnormal.
  • Hindari penggunaan parasetamol untuk menurunkan panas si penderita. Cara yang paling aman adalah dengan menggunakan air biasa dan mengipasi seluruh tubuh.
  • Berikan cairan yang banyak untuk mengatasi shock dan perdarahan.
  • Segera bawa si penderita ke rumah sakit terdekat
2. Komponen Pemberantasan Tempat Berkembangbiaknya Nyamuk
  • Gunakan kelambu dan obat nyamuk saat tidur. Ini dimaksudkan agar nyamuk tidak bisa menggigit dan menularkan virus dengue.
  • Usahakan jangan terlalu bergantung pada tindakan penyemprotan untuk membasmi sarang nyamuk. Disiplinkan diri untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
  • Mengubur barang-barang yang dapat menampung air dan menjadi tempat berkembangnya bibit penyakit demam berdarah.
  • Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat. perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah.
  • Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) pada tempat air kolam, dan bakteri (Bt.H-14).
  • Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion).
  • Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
G. Pengobatan Alternatif untuk penderita Demam Berdarah :
  • Meminum jus jambu biji merah
  • Jus kurma dicampur madu diyakini mampu menaikkan kadar trombosit di dalam darah si penderita
  • Berbagai pengobatan dengan membuat ramuan dari bahan-bahan alam
H. Pengobatan Penyakit Demam Berdarah
Fokus pengobatan pada penderita penyakit DBD adalah mengatasi perdarahan, mencegah atau mengatasi keadaan syok/presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu).

Penambahan cairan tubuh melalui infus (intravena) mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis. Selanjutnya adalah pemberian obat-obatan terhadap keluhan yang timbul, misalnya :
  • Paracetamol membantu menurunkan demam
  • Garam elektrolit (oralit) jika disertai diare
  • Antibiotik berguna untuk mencegah infeksi sekunder
Lakukan kompress dingin, tidak perlu dengan es karena bisa berdampak syok. Bahkan beberapa tim medis menyarankan kompres dapat dilakukan dengan alkohol. Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena dan peningkatan nilai trombosit darah.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.infopenyakit.com/2008/03/penyakit-demam-berdarah-dengue-dbd.html
http://www.anneahira.com/pencegahan-penyakit/demam-berdarah.htm
READ MORE - Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah

Perkembangan Pemberantasan Penyakit

PERKEMBANGAN PEMBERANTASAN PENYAKIT
DENGAN ALAT FOGGING

A. Pengertian Alat Fogging
Masyarakat sementara ini masih menganggap, bahwa pengasapan dengan alat fogging paling tidak dapat mereduksi ketakutan terhadap keganasan demam berdarah (DB) yang dengan cepat dapat menimbulkan kematian, mendorong masyarakat untuk segera bertindak dengan cara pola pikir mereka sendiri. 

Fenomena yang sekarang sedang terjadi adalah beberapa kelurahan ataupun desa berlomba-lomba membeli secara swadaya segala bentuk peralatan pengasapan (swingfog) dan insektisida untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Mereka mengira bahwa tindakan pemerintah dalam upaya penanggulangan DB sangatlah lambat.

Dalam praktik di lapangan, penanganan masalah DB identik dengan fogging,  yang seolah-olah sebagai dewa penyelamat dalam mengakhiri penularan DB, bahkan dianggap dapat mencegah kematian. 

Ada keluhan masyarakat yang menyatakan bahwa setelah ada kematian baru dilakukan tindakan fogging. Sebuah reaksi yang sangat lamban dari pihak pemerintah. Sehingga sering terjadi pelanggaran prosedur dalam permintaan fogging yang seharusnya dipenuhi. Ancaman DB memberikan implikasi yang sangat luas. Bisa secara psikologis, bahkan politis. 

Pengasapan sebenarnya bukan untuk pencegahan dan tidak mudah dalam memutuskan tindakan tersebut. Tetapi, masyarakat telah meyakini bahwa, tindakan itu dilakukan untuk upaya pencegahan, yang secara psikologis berdampak memberikan rasa aman.

B. Tindakan Fogging/Pengasapan
Pengasapan seharusnya dilakukan ketika telah dibuktikan adanya indikasi penularan pada wilayah tersebut, yaitu adanya dua atau lebih penderita dan ditemukannya jentik-jentik nyamuk di berbagai tampat penampungan air.

Jadi, tidak semua kasus DB harus dilakukan fogging. Misalnya, ada kasus DB yang berasal dari luar wilayah, kemudian pulang ke kampung halamannya, tidak harus di sekitar wilayah tempat tinggalnya dilakukan fogging.
Terjunkan Jumantik Fogging juga sangat tidak berhubungan dengan kematian yang diakibatkan DB. Seseorang yang telah tertular DB bukan berarti pasti terhindar dari kematian setelah dilakukan pengasapan. Kematian adalah soal lain karena boleh jadi kemungkinan terlambat dalam memperoleh tindakan medis.

Beberapa waktu yang lalu untuk menggugah masyarakat berperan aktif dalam PSN, Pemprov Jawa Tengah menggagas menerjunkan kader-kader kesehatan sebagai juru pemantau jentik (jumantik). Seberapa pun penurunan kasus DB akibat diterjunkannya kader-kader tersebut sebenarnya tidaklah menjadi sangat penting.
Melembaganya Gerakan 3M di masyarakat itulah sebenarnya yang menjadi tujuan utamanya. Tetapi, yang terjadi di lapangan justru menjadi kontraproduktif. Para kader kesehatan sebagai juru pemantau jentik (jumantik) yang dalam tugasnya diberikan honorarium, ditinggalkan masyarakat dengan anggapan bahwa itulah yang memang harus dikerjakan para jumantik tersebut, sesuai dengan imbalan yang telah diterimanya.

Tidak ada alasan bagi masyarakat untuk membantunya. Sehingga yang sejatinya masyarakat juga diharapkan mengadopsi Gerakan 3M yang dipraktikkan para kader jumantik, tidaklah terjadi.

Merebaknya fogging mandiri sebenarnya tidak perlu ditakuti. Ada peran pemerintah yang sebenarnya telah diambil alih oleh masyarakat. Tentu saja ini sangat positif, membantu meringankan beban pemerintah. Tinggal bagaimana hal ini bisa dibarengi dengan program-program pendukung. Boleh jadi peran pemerintah menjadi bergeser ke arah pengawasan. Biarkan urusan pengasapan diserahkan kepada swasta dan masyarakat saja.
Tidak kalah penting, mewajibkan aplikasi Gerakan 3M bersamaan dengan pelaksanaan pengasapan. Diharapkan pengertian Gerakan 3M akan tertanam kepada masyarakat, bahwa tindakan yang bijak dan harus dilakukan sebenarnya Gerakan 3M, bukan fogging. Pasalnya pengasapan yang membabi buta bisa merusak lingkungan, mempercepat terjadinya resistensi terhadap insektisida, bahkan keracunan terhadap manusia.

C. Perilaku Masyarakat
"Selama ini, masyarakat cenderung menganggap fogging sebagai cara tepat memberantas nyamuk saat wabah nyamuk melanda,". Pemberantasan nyamuk dengan pengasapan hanya membunuh nyamuk dewasa saja, sementara telur dan jentik nyamuk tidaklah mati. Agar nyamuk dan jentik nyamuk bisa mati, masyarakat disarankan lebih menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan pola 3M. Justru dengan seringnya penerapan fogging nyamuk bisa kebal (resistance) terhadap obat fogging atau obat pembunuh nyamuk lainnya. Hal ini sudah terjadi di sebagian wilayah di Pulau Kalimantan.

D. Panic management
Sebenarnya fogging sering ditujukan bukan untuk nyamuk (dan serangga lain) tetapi ditujukan untuk manusia yang menghuni suatu wilayah. Yaitu sekelompok manusia yang cemas dan khawatir karena sudah ada korban DBD di wilayah mereka. Fogging diadakan supaya mereka melihat pemerintah telah bertindak melindungi rakyat. Foging diadakan supaya warga menjadi tenang (tujuan psikologis ini justeru sering menjadi tujuan utama).

Di sisi lain, jika pemerintah melakukan fogging (didorong permintaan warga yang cemas) secara tidak sistematis, tidak terencana dan tidak punya strategi kewilayahan jangka panjang, ini menunjukkan bahwa fogging adalah bentuk dari "panic management".

Coba kita perhatikan poster tentang DBD di kelurahan atau di Puskesmas terdekat, mengapa di dalam poster yang ada tidak dicantumkan fogging sebagai cara pembasmian nyamuk? Dalam poster penyuluhan tentang DBD, kita disuruh memutus siklus kehidupan nyamuk dengan PSN (Pembasmian Sarang Nyamuk) yaitu dengan cara 3-M (menguras, menutup, mengubur). Jadi fogging memang masuk dalam strategi nasional penanggulangan DBD.

Menjadikan PSN menjadi movement (gerakan) dalam masyarakat secara luas adalah kunci keberhasilan penanggulangan DBD. Hal ini harus dilakukan serempak dan terencana serta terstruktur secara kewilayahan. Harus menjadi gerakan masyarakat artinya bukan hanya tindakan individu. Jadi jika masih ada tindakan panik seperti fogging (untuk memberi ketenangan psikologis semata) itu adalah sebuah bukti kegagalan kepemimpinan (terutama pemimpin kelurahan/desa dan jajaran Kesehatan).

Secara individu, jika ingin aman dari gigitan nyamuk penyebab DBD (dan malaria)? Bersihkan lingkungan anda! Bersihkan sarang nyamuk dan tempat persembunyian nyamuk (biasanya tempat yang agak gelap dan lembab). Lebih baik lagi jika tidur memakai kelambu, ini tentu jauh lebih sehat daripada memakai obat nyamuk.

E. Program Pelaksanaan Pengasapan (Fogging)
Pengasapan (fogging) dilakukan dua kali di semua rumah dan tempat umum, terutama di kelurahan endemis tinggi. Pengasapan menggunakan insektisida malation 4% (atau fenitrotion) dalam solar dengan dosis 438 ml/Ha. Pengasapan harus dilakukan di dalam dan di sekitar rumah karena aktifitas dan tempat istirahat Ae. aegypti adalah di dalam rumah dan di sekitar rumah. Pengasapan mampu menurunkan populasi Ae. aegypti dengan cepat tetapi terkadang hasil yang dicapai tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Pada saat pengasapan terkadang petugas hanya menyemprot halaman rumah dan gang-gang sekitar rumah penduduk tetapi tidak masuk ke dalam rumah karena penduduk menolak penyemprotan di dalam rumah. Alasan penolakan adalah insektisida yang disemprot berbau tidak sedap, membuat lantai licin, dan dikuatirkan mencemari makanan serta pernapasan. Akibatnya, pengasapan hanya membunuh nyamuk yang berada di sekitar halaman rumah sedangkan nyamuk yang berada di dalam rumah tidak terberantas.

Pengasapan juga harus diikuti abatisasi dan PSN karena pengasapan hanya efektif untuk membunuh nyamuk dewasa. Apabila tidak diikuti dengan abatisasi dan PSN, larva Aedes aegypti tidak dapat diberantas dan akan tumbuh menjadi nyamuk dewasa. Larvisida yang digunakan untuk abatisasi (temefos) mempunyai efek residu selama 2–3 bulan. Jadi, bila dalam setahun dilakukan empat kali abatisasi maka selama setahun populasi nyamuk akan terkontrol dan dapat ditekan serendah-rendahnya.

F. Cegah DBD Tidak Cukup dengan Pengasapan (Fogging)
Pencegahan penyakit demam berdarah tidak cukup hanya dengan pengasapan atau fogging. Pasalnya, saat pengasapan larva dan telur nyamuk tidak ikut mati.
Kalaupun pengasapan atau fogging dilakukan terus menerus secara berkala, hasilnya justru tidak sehat. Fogging meninggalkan residu yang memperparah kondisi kesehatan jika terakumulasi.
Selama ini pencegahan yang dilakukan masih setengah-setengah. Harus ada gerakan pemberantasan sarang nyamuk. Nyamuk dewasa dibunuh, jentik juga dimatikan, kata Hartanto.

Nyamuk aedes aegypti adalah nyamuk domestik yang tinggal tidak jauh dari rumah. Dengan penderita yang sebagian besar adalah balita dan siswa sekolah, semakin menunjukkan bahwa sekolah juga berpotensi besar turut menyebarkan penyakit
.
Maka, rumah dan sekolah harus bersih dari nyamuk dan jentiknya. Strateginya, kami bermitra dengaan sekolah, dinas pendidikan, dan departemen agama karena rumah ibadah juga punya potensi yang sama.

DAFTAR PUSTAKA
http://dinkes.banyuwangikab.go.id/umum/fogging.html
READ MORE - Perkembangan Pemberantasan Penyakit

Cari Skripsi, Artikel, Makalah, Anti Virus

Custom Search